~PART 16~

209 47 1
                                    

Update lagi guys haha ini termasuk double update ga sih ditanggal yang sama wkwk, aku pengen cepet-cepet menyelesaikan cerita ini ya ampuun ga sabar banget deh haha^^

Happy Reading yah^^

PS: Hati-hati typo

.

.

.


*Author POV*

Setelah dari Seokjin, tadinya Taehyung ingin segera berangkat kekantornya, namun dia menghubungi Irene untuk bertemu di depan toko Ramyun yang dulu pernah dia datangi bersama saat SMA.

Setelah menungu 15 menit akhirnya Irene sampai dengan sedikit tergesa-gesa, Taehyung menatap gadisnya yang ngos-ngosan itu "kenapa kau kehabisan nafas seperti itu Rene?" tanya Taehyung sambil mengusap keringat didahi Irene.

"Aku tidak ingin membuatmu menunggu terlalu lama. Kau tidak berangkat kekantor Tae?" tanya Irene ketika nafasnya sudah kembali normal, dia menatap kedua mata Hazel Taehyung yang selalu membuatnya nyaman itu.

Taehyung menggeleng pelan "Aku lapar, dan ingin makan ramyun bersama mu." Ucap Taehyung, Irene menoleh ke kedai disebelahnya dan tersenyum, sungguh ini mengingatkannya dengan hari bahagia bersama Taehyung dulu.

Irene tidak pernah makan lagi disini setelah kepergian Taehyung 6 tahun lalu, Taehyung mengandeng tangan Irene dan masuk kedalam, mereka berdua duduk di bangku yang selalu mereka duduki.

"Ini mengingatkan ku dengan masa SMA kita." Ucap Irene sambil menatap menu di dinding.

"Kau bisa makan sepuasnya sekarang." Ucap Taehyung sambil terkiki, mengingat uang jajajnya dulu terbatas karena mengandalkan uang dari ayahnya, berbeda dengan sekarang.

"Yak! Aku tidak makan sebanyak yang kau fikirkan Tae." Ucap Irene sambil mempoutkan bibirnya lucu. Taehyung makin gemas dengan perilaku Irene, dia tersenyum menatap kekasihnya itu.

"Kau harus makan dengan banyak Rene, aku tidak suka jika kau menunda-nunda makan." Ucap Taehyung.

"Yes, Yes Songsaengnim." Ucap Irene sambil tertawa, mereka berdua pun makan sambil mengingat-ingat dan berjoke ria dengan Ajhumma pemilik kedai ini

.

.

.

Ketika mereka berdua sudah kenyang, Irene mengajak Taehyung untuk main di arcade, "Aku tidak tau kau masih menyukai permainan ini." Ucap Taehyung sambil masuk kedalam, jujur saja beberapa pasang mata menatap mereka berdua terlebih lagi dengan anak-anak muda yang masih sekolah.

Pasti mereka berfikir untuk apa dua orang dewasa ini masuk kedalam tempat ini, apalagi pakaian yang dipakai sudah seperti bos yang sedang menikmati jam istirahatnya, kemeja biru tua yang lengannya sudah digulung sampai siku, rambutnya yang sedikit berantakan membuat ketampanannya bertambah.

"Aku pastikan aku menang melawanmu kali ini." Ucap Irene percaya dengan kemampuannya, Taehyung yang hanya tersenyum ikut mulai bermain. Membuat beberapa pasang mata menatap kearah mereka.

"Aish! Kenapa tidak menang juga?" tanya Irene kesal ingin membanting tembakan yang berada ditangannya, Taehyung mencegah perusakan pada fasilitas itu sambil terkikik geli.

"Aku hanya memang ditakdirkan berbakat, itu saja sayang." Ucap Taehyung mengelus kepala Irene, membuat gadis itu sedikit tersipu malu, Taehyung baru saja memanggilnya saying, iya kan benar, dia tidak salah mendengar kan?.

Singularity [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang