~PART 22~

276 45 2
                                        

Update guys tengah malam hahaha tadinya mau double update cuman ga sempet jadi tengah malem gini deh updatenya haha semoga suka part ini yah^^

Happy Reading^^

PS : hati-hati typo

.

.

.

*Author POV*

Irene mencengkram baju yang dipakai laki-laki itu, dia benar-benar menangis dengan kencang "Hiks...kau...ini, hiks...ini semua salahmu!" ucap Irene sambil tersenggal karena menangis.

Laki-laki itu adalah V, dia mengingat ingatan Taehyung dimana laki-laki itu menyuruh gadis ini untuk menjauhi dirinya, dan menyuruh gadis ini untuk tidak lagi menemui dirinya.

"Ini semua salahmu V! jika kau...tidak ada didunia ini, hiks...Taehyung tidak akan menyuruhku menjauhinya hiks." Ucap Irene sambil memukul-mukul dada bidang tubuh kekasihnya itu.

"BERHENTILAH MENYALAHKANKU!" teriak V membuat Irene berhenti dari menangisnya dan menatap wajah tampan milik Taehyung itu, mata gadis itu benar-benar terlihat bengkak karena menangis selama seminggu ini.

V menarik nafasnya "Berhentilah menyalahkanku Rene, apa kau fikir aku tidak lelah? Apa kau fikir aku menginginkan ini semua? Please jangan membuatku bersikap kasar padamu." suara V terlihat bergetar, dia juga tidak ingin hidup seperti ini terus.

"Yang harusnya disalahkan adalah kekasihmu itu Kim Taehyung!" V menekankan nama kekasih Irene tersebut. Irene diam menatap wajah laki-laki didepannya, sungguh dia merindukan wajah didepannya.

Seminggu ini cukup membuatnya menderita dan sakit, ucapan Taehyung terus terulang dikepalanya hingga detik ini, haruskah dia menyerah dengan semuanya, melupakan semuanya, melupakan Kim Taehyung untuk selamanya? Melupakan bagaimana cinta pertamanya?

"Apa yang kau lakukan barusan, kau melamun dan mencoba membunuh dirimu sendiri huh?" tanya V

Irene menggelengkan kepalanya pelan, jujur saja dia takut untuk mati, namun bukankah dia seperti mayat hidup, makan tidak teratur, tidur juga bahkan keadaanya sekarang seperti orang gila.

V menarik tangan Irene untuk mengikutinya, Irene menghapus air matanya dan menatap tangan yang kemarin mendorongnya keluar apartement sekarang menarik tangannya untuk mengikutinya, Irene hampir saja menangis lagi ketika dirinya disuruh masuk kedalam mobil oleh V.

"Masuklah."

"Mau kemana?"

"Ke Seokjin." Ucap V tanpa basa-basi, Irene terlihat sedikit terkejut, kenapa V ingin pergi ke Soekjin, apa yang akan dilakukan V disana? Irene menurut dan masuk kedalam mobil diikuti V.

Selama perjalanan tidak ada pembicaraan diantara mereka, V memilih untuk diam fokus untuk menyetir mobilnya, dan Irene hanya diam menatap keluar jendela denganmata sedikit terpejam dan lama lama benar-benar terpejam masuk keadalm mimpi.

V melirik sedikit kearah Irene yang sudah tertidur itu, dia juga bingung apa sekarang dia mulai menyerah juga, apa dia rela jika mengakui bahwa dirinya lah yang tidak pantas hidup? Apa dirinya juga sudah menerima kenyataan bahwa dirinya adalah karakter khayalan yang dibuat oleh Taehyung.

V hanya bisa menghela nafasnya, apa dia melakukan ini semua demi Irene? V meremat stir mobil dengan kencang menahan emosinya yang tidak stabil itu. Sekitar satu setengah jam perjalanan mereka sampai di klinik milik Seokjin.

V menatap gadis yang masih tertidur itu, V melepaskan seatbelt Irene dan menatap wajah cantic yang tertidur itu, V sedikit meringis ketika melihat mata bengkak milik Irene, V tau sekali jika Irene menangis untuk Taehyung, apa ini benar-benar salahnya?

Singularity [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang