Fakta ini sudah lebih dari cukup membuatku percaya. Percaya jika aku menyesal telah mendengarnya
•Seindah Cinta Allah•
Medina kembali lagi ke kelas, membawa sebotol air mineral dan satu kotak tisu. Ia berikan dua benda itu pada sahabatnya yang kini telah hilang keceriaannya. Sejak tadi Qiandra hanya diam, termenung, lalu menangis tanpa suara. Anak-anak menatapnya dengan kasihan setelah mendengar pengakuan dari Argi beberapa saat lalu. Tak sedikit juga yang malah menggunjingnya. Medina berusaha memberi pengertian pada teman-temannya agar tidak dulu bersuara soal Qiandra, apalagi melihat kondisi gadis itu yang yang tampak kacau.
"Di minum dulu, Qi," pinta Medina sambil menyodorkan air mineral yang sudah dibuka tutupnya.
Qiandra meminumnya sebentar, lalu kembali menyandarkan kepala ke tembok.
"Kamu mau istirahat di UKS aja, Qi? Biar aku antar," tawar Medina, ia melihat Qiandra yang sepertinya sudah tak bersemangat melanjutkan pelajaran setelah istirahat ini. Dari pada dapat teguran guru, lebih baik di UKS. Istirahat sekaligus menenangkan diri. Tapi Qiandra malah menggeleng.
Medina tidak tahu lagi harus berbuat apa, ia sudah menawari Qiandra ini itu tapi tidak ada hasilnya. Hingga jam pelajaran terakhir selesai, mereka hanya bicara seadanya. Medina menyadari, pasti itu pengaruh dari perasaan Qiandra yang masih belum membaik.
"Mau aku antar pulang, Qi?" Medina menawari lagi.
Qiandra menoleh kearah Medina yang berjalan disebelahnya. "Nggak usah, Me, aku harus jemput Shakira juga."
"Kamu beneran nggak apa-apa?"
Qiandra mengangguk. "Aku nggak apa-apa. Maaf ya, Me, aku cuekin kamu tadi." Kasihan tadi Medina berusaha menghibur tapi tak Qiandra tanggapi dengan baik.
"Nggak apa-apa, aku ngerti kok. Kamu yang sabar ya," ucap Medina seraya mengelus lengan Qiandra pelan.
Kemudian mereka memisahkan diri. Medina menuju tempat parkir karena membawa motor. Sedangkan Qiandra naik angkot.
****
Qiandra memandangi foto pernikahan Ayah dan Ibunya yang terbingkai indah di sebelah lemari kaca di ruang tamu. Tanpa memperdulikan matanya yang sembab, tatapannya tertuju pada Ibunya yang kala itu tengah tersenyum bahagia.
Sejak pulang sekolah, setelah mengurus Shakira, Qiandra kembali ke kamar. Ia tidak peduli apa yang akan Adiknya lakukan selama ia tinggal. Bahkan Qiandra tidak menyahuti saat Ayahnya pulang dan masuk kamarnya. Qiandra memilih menutupi tubuhnya dengan selimut dan pura-pura tidur. Meski yang sebenarnya tidak bisa tidur sama sekali.
Pikiran Qiandra masih dipenuhi dengan pengakuan Argi saat di sekolah tadi.
"Ibu lo selingkuh sama Ayah gue!"
Pengakuan yang masih belum bisa Qiandra terima seutuhnya, membuatnya dilema sampai menjadikan Qiandra tidak punya tenaga untuk tidak menangis. Ibunya tidak mungkin berselingkuh dengan Ayah Argi. Ibunya orang baik, Ibunya terlihat baik-baik saja selama ini dengan Ayahnya. Jadi, tidak mungkin kalau harus melakukan perbuatan hina itu.
Namun untuk memastikan perkataan Argi tidak benar, Qiandra akan bertanya langsung dengan Ayahnya. Kalau Ibunya tidak berselingkuh.
"Ayah," panggil Qiandra pada sang Ayah yang duduk di balik meja makan dengan layar laptop terbuka, seperti biasanya.
Galih menoleh saat Qiandra panggil, detik kemudian matanya membulat.
"Qiandra, kamu kenapa, habis nangis?" tanya Galih khawatir, tidak pernah ia melihat Qiandra dengan kondisi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seindah Cinta Allah [ Part Lengkap- Sudah Terbit ]
Romance📌Part acak mulai Bab 1-11🙏 Menyukai orang yang tidak menyukai kita balik adalah hal yang menyakitkan, bukan? Ibarat cinta tapi sendiri. Itulah yang dialami Qiandra, tokoh utama dalam cerita ini. Akibat adegan pertemuan klise, Qiandra rela melakuka...