Bab 20

58 4 0
                                    

Berlari lah kepada Allah, berlari kencang tanpa mempedulikan rasa sakit yang dirasa oleh raga atau terperdaya oleh bujuk rayu dunia

Hari Minggu biasanya Qiandra gunakan untuk malas-malasan, kini tidak berlaku lagi. Qiandra ada janji dengan Medina untuk datang ke kajian yang gadis itu ceritakan waktu lalu. Jadi setelah salat subuh Qiandra tidak tidur lagu seperti biasanya, ia langsung ke dapur untuk membuat sarapan setelahnya membereskan rumah sambil mencuci semua baju kotor. Baru kemudian bersiap pergi ke kajian.

Tidak pernah Qiandra merasa sesemangat ini, karena ini kali pertama ia datang ke kajian. Tolong jangan dijudge ya.

Ayahnya sempat terkejut saat Qiandra pamit tadi, Qiandra menjelaskan keinginan untuk merubah dirinya. Qiandra juga mengatakan ingin belajar memakai jilbab. Galih tentu sangat setuju dan mendukung niat baik putrinya.

"Ayah kamu pasti bahagia, Qiandra," ucap perempuan paruh baya yang duduk dibelakang kemudinya.

Qiandra tersenyum sambil menunduk. "Alhamdulillah, Tante."

Saat ini Qiandra sedang berada di mobil bersama Medina dan Mamanya, Anisa, yang akan membawa mereka ke tempat kajian. Karena kata Medina tempat kajian lumayan jauh, mereka menggunakan mobil.

"Kamu cantik banget Qi, pakai jilbab," puji Medina yang duduk di kursi depan. Gadis itu beberapa kali menoleh belakang untuk melihat penampilan Qiandra.

"Apa sih, Me," balas Qiandra sedikit malu. Ia hanya mengenakan gamis warna soft pink motif bunga dan jilbab hitam segi empat. Mungkin karena belum terbiasa, Qiandra merasa sedikit aneh. Tapi perlu Qiandra akui kalau ia memang cocok memakai jilbab.

Selama perjalanan, Qiandra banyak yang menerima masukan dari Mamanya Medina. Tentang niat dan tujuan yang benar dalam berhijrah, nasehat-nasehat yang Qiandra butuhkan sebagai orang yang baru berhijrah. Qiandra merasa bahagia. Meski Medina dan Mamanya lebih mengetahui tentang Islam, mereka tidak terkesan menggurui dalam menasehati. Qiandra merasa beruntung karena dikelilingi orang-orang yang bersedia menemaninya hijrah.

Setelah perjalanan kurang lebih dua puluh menit, mobil mereka berhenti didepan masjid yang besar. Qiandra tebak di masjid inilah tempat dilaksanakannya kajian. Kemudian mereka bertiga keluar dan berangsur menuju masjid.

"Me, kok rata-rata disini perempuan semua sih?" tanya Qiandra heran, ia hanya melihat beberapa orang laki-laki saja selebihnya perempuan yang berseliweran disini.

"Ini kajian khusu perempuan. Kalau yang laki-laki biasanya didalam," jelas Medina sambil menunjuk kedalam pesantren yang letaknya berdekatan dengan masjid.

"Masjid ini milik Pesantren, Pesantren Al-Falah. Kalau kajian di masjid terbuka untuk umum, santri maupun masyarakat juga boleh ikut," imbuh Medina.

Mereka segera bergabung bersama jamaah lainnya. Ini pengalaman baru yang tidak bisa Qiandra lupakan, datang ke kajian, duduk bersama jamaah lainnya, bersama-sama mencari ridha Allah dalam majelis ilmu. Qiandra merasa terharu dan damai. Jadi seperti ini rasanya. Tanpa sadar air matanya meleleh, cepat-cepat ia hapus bersamaan suara dari speaker yang menandakan acara akan dimulai. Kebetulan kajian hari ini bertema Hidayah, sesuai yang Qiandra alami. Seorang ustadzah bernama Ustadzah Oki Setiana Dewi yang ia ketahui dari Medina menyampaikan ceramahnya.

"Sahabat yang dimuliakan Allah SWT, jemputlah hidayah Allah, sampai kapan kau hidup seperti ini? Hidup jauh dari Allah. Apa yang kau dapat? Kebahagiaan? Jujurlah pada dirimu, apakah kebahagiaan betul-betul bahagia atau kebahagiaan yang semu? Maka berubah lah, jemputlah hidayah.

Dan seseorang bisa berubah sebenarnya, bisa lebih dekat dengan Allah karena empat hal. Pertama karena dia memang belajar dan menuntut ilmu. Kedua karena ada kkisah sedih dalam hidupnya. Ketiga karena ada kisah bahagia dalam hidupnya. Dan keempat karena pergaulan. Mari kita bahas satu persatu mengenai hal ini.

Seorang bisa berubah pertama karena menuntut ilmu. Kita lihat dalam kisahnya Salman Alfarisi RA, beliau dulunya adalah seorang mahjusi penyembah api, Ayahnya tokoh masyarakat di Persia. Salman begitu bersemangat mencari ilmu dan kebenaran, ia bertanya pada Gerejawan, "Bagaimana asal-usul agama ini?" Sang Gerejawan menjawab, "Dari Syam." Lalu pergilah Salman Alfarisi berkelana ke berbagai macam tempat hingga bertemu dengan seorang pendeta suatu ketika
Pendeta itu berpesan pada Salman Alfarisi, "Telah tiba waktuku akan muncul seorang Nabi yang diutus membawa ajaran Ibrahim AS, Nabi itu diusir dari tempat di Arab kemudian hijrah ke daerah lain. Ciri-ciri Nabi tersebut mau menerima hadiah tapi tidak mau menerima sedekah, diantara kedua bahu terdapat tanda-tanda kenabian."

Hingga singkat cerita bertemulah Salman dengan Rasulullah dan masuk agama Islam.

Teringat perkataan Imam Syafi'i beliau berkata, "Aku melihat air menjadi rusak karena diam terpahat, jika mengalir menjadi jernih.

Sahabat sekalian, berlari lah kepada Allah, berlari kencang tanpa mempedulikan rasa sakit yang dirasa oleh raga atau terperdaya oleh bujuk rayu dunia.

Kita ingat kisahnya Nabi Yusuf AS yang dicintai oleh seorang wanita bernama Zulaikha yang menggodanya dan tersiar kabar Zulaikha menggoda Nabi Yusuf AS.  Zulaikha tidak terima sampai kemudian Zulaikha memanggil seluruh wanita Mesir untuk memandang Nabi Yusuf dan seluruh wanita Mesir itu jatuh cinta pada Yusuf. Karena malu yang luar biasa Zulaikha ingin menjebloskan Nabi Yusuf ke penjara. Dan Nabi Yusuf lebih memilih menuju ke penjara dari pada mengikuti ajakan orang-orang seperti itu.

Jadi kembali lagi bahwa berlari kepada Allah adalah lari dari kejahilan menuju pada ilmu. Menurut Ibnu Qayyim Rahimakumullah, berlari kepada Allah adalah berlari dari kemalasan menuju semangat.

Berikut seseorang bisa berubah karena kisah sedih. Ujian yang luar biasa yang bisa membuat kita down dan terpuruk bisa buat kita berubah karena Allah. Hal ini terjadi dikisah Bilal bin Rabbah RA. Bilal dibesarkan di Makkah sebagai seorang budak kemudian saat Ayahnya meninggal Bilal diberikan pada seorang tokoh penting kaum kafir namanya Ummayah bin Kallaf. Bilal merasakan penganiayaan orang-orang musyrik yang lebih berat dari siapa pun. Pada akhirnya dengan kesedihan luar biasa, Bilal semakin dekat dengan Allah SWT.

Begitu pula dengan kita, ditimpa ujian ekonomi, ditinggal orang yang kita sayangi, justru itu yang membuat kita dekat dengan Allah. Itulah hidayah Allah yang kita bisa raih ketika sedang bersedih. Kita tahu Allah tidak akan meninggalkan kita.

Berikutnya kita bisa berubah karena keadaan yang bahagia. Nabi Sulaiman AS diberi kekuasaan yang luar biasa, dalam surah An-Naml ayat 40 Allah SWT berfirman Nabi Sulaiman berkata dalam surah tersebut yang artinya, "Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari nikmat Allah."

Sebagian dari kita diberi kaya, jabatan, sehat, tiba-tiba merasa Allah Maha Baik. Oleh karena itu dia berubah.

Yang keempat adalah orang mendapat hidayah karena pergaulan. Contoh lewat tangan Abu Bakar As-Shidiq RA betapa banyak sahabat Rasulullah yang masuk Islam.

Jika ternyata pergaulan membawa pengaruh yang luar biasa dalam kehidupan kita, salah satunya membawa kita dekat pada Allah SWT atau justru sebaliknya. Oleh karena itu saya mengajak pada diri saya dan teman-teman semua, yuk kita jemput hidayah Allah SWT, raih hidayah itu. Mudah-mudahan kita semua, keluarga kita diberi hidayah oleh Allah dan istikomah dalam keimanan Islam. Masya Allah."

Sumber YouTube Oki Setiana Dewi Official

Qiandra semakin terisak saat Medina menyentuh bahunya. Dadanya seperti kehabisan oksigen, betapa bodohnya ia karena sudah lali kepada Allah. Qiandra merasa sangat menyesal dan malu. Ia dikelilingi oleh orang-orang baik seperti Medina yang selalu mengajaknya untuk dekat pada Allah, tapi ia malah mengingkarinya dan malah menunggu Allah sendiri yang menyadarkannya dengan cara memberi kesedihan ini. Satu yang Qiandra harapkan setelah ini, semoga rasa penyesalannya belum terlambat.

21 September 2021

Seindah Cinta Allah [ Part Lengkap- Sudah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang