Bab 21

50 3 0
                                    

Belajar dari kesalahan dan memperbaiki apa yang telah diperbuat

•Seindah Cinta Allah•

Sambil meremas rok yang dikenakan, Qiandra terus berjalan menyusuri koridor sekolah dengan puluhan pasang mata yang mengarah padanya.

Sebenarnya Qiandra merasa risih, tapi ia memilih tidak terlalu ambil pusing. Ia sadar pasti karena ia yang mengenakan seragam panjang dan jilbab. Sudah Qiandra putuskan mulai hari ini ia akan belajar memakai jilbab, menutup aurat sebagaimana kewajiban seorang muslim perempuan.

Hal yang sama juga dirasakan Qiandra saat tiba di kelas. Teman-temannya memandang dengan terkejut.

"Ini beneran kamu, Qi?" Medina yang lebih dulu mendekati Qiandra. Qiandra mengangguk.

"Masya Allah, kamu cantik banget," puji Naila, teman sekelas Qiandra yang juga mengenakan jilbab.

"Gila, pesona Lo bener-bener keluar kali ini," ucap Grace, gadis dengan rambut kuncir kuda dan sedikit tomboi.

Qiandra terkekeh pelan. "Jangan gitu, aku malu."

*Eh beneran. Gue emang bukan Islam, tapi gue seneng setiap lihat cewek pakai jilbab. Kaya berjilbab tuh vibesnya beda gitu," imbuh Grace yang dianggukki oleh cewek-cewek yang mengerubungi Qiandra.

"Makasih ya, teman-teman. Doakan semoga aku bisa istikomah," ucap Qiandra.

"Aamiin," balas mereka bersamaan.

Kemudian Qiandra berjalan ke bangkunya, diikuti Medina. Gadis itu tak henti senyum melihat sahabatnya.
"Aku nggak nyangka kamu berubah secepat ini, Qi. Tapi aku seneng."

"Alhamdulillah. Aku mungkin belum terbiasa sama penampilan aku sekarang. Kalau misalnya aku mulai lalai atau apa, tolong ingatkan ya, Me." Medina tersenyum sambil mengangguk.

"Oiya, kemarin malam aku buat roti kering sama Shakira. Cobain ya," ucap Qiandra sambil mengeluarkan kotak dari ranselnya.

"Gimana, enak?" tanya Qiandra saat Medina mulai mengunyah. Medina mengangguk.

"Enak."

"Buat kamu kalau gitu." Qiandra menyerahkan kotak roti kering itu.

"Makasih," balas Medina.

Lalu Qiandra mengeluarkan kotak roti kering lagi dan menaruhnya di laci meja.

"Kamu buat banyak banget, Qi?"

"Iya, sengaja. Satu buat kamu, satunya lagi buat Argi," jelas Qiandra.

Medina menatap Qiandra penuh arti, lalu membuang napas. "Kamu kasih buat Argi?" tanyanya.

Qiandra mengangguk sekali, sudah tahu kalau Medina akan bertanya seperti ini.
"Iya, nanti anterin aku ya, ketemu Argi."

"Kenapa mesti kasih lagi ke Argi sih, Qi? Kamu nggak lihat, dia aja nggak pernah nerima bekal dari kamu."

"Tapi kan ini roti kering, bukan bekal, Me."

Medina membuang napas frustasi, sikap Qiandra yang dulu kembali lagi.

"Sama aja, kamu nggak lihat gimana sikap Argi ke kamu?"

"Apa salahnya sih, Me? Cuma mau ngasih roti ini aja kok."

"Qiandra, buka mata kamu-"

"Sekali ini aja, Me," potong Qiandra membuat Medina diam. "Sekali ini aja, sekalian minta maaf."

"Aku nggak mau kalau Argi ngomong kasar lagi sama kamu, Qi."

Qiandra menggeleng. "Insya Allah nggak. Aku cuma mau minta maaf. Ini yang terakhir," ucap Qiandra, meyakinkan Medina kalau semua baik-baik saja.

22 September 2021

Seindah Cinta Allah [ Part Lengkap- Sudah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang