O1

4.4K 246 47
                                    

[ happy reading guys ]

Seorang siswa ber - name tag  'kim taeyong' berlari memasuki salah satu kedai yang lumayan besar bertulis 'Kedai Gudetama' , kedai itu sedang ramai rupa nya

"Taeyong akhir nya kamu dateng , kedai rame banget uncle sampe kualahan ini" , keluh paman lee selaku pemilik kedai itu

"Ah iya uncle maaf taeyong telat tadi" , ucap taeyong sembari membungkuk. Yeah ! Sesuai tebakan kalian , taeyong bekerja di kedai ini sejak kelas 1 smp. Awal nya taeyong hanya membantu paman lee untuk melayani tamu dan bersih bersih namun setelah ia naik ke kelas 2 SMP ia sudah bekerja sebagai koki dadakan di kedai itu , sejujurnya sih makanan taeyong memang enak makanya paman lee percaya jika taeyong yang memasak pasti akan ramai dan itu terbukti seperti sekarang ! Mereka bahkan memiliki pelanggan tetap !

"Tak apa taeyong kamu cuma telat lima menit , gih kedapur pesenan nya numpuk tuh" , yang di ajak berbicara hanya mengangguk lalu berjalan cepat memasuki dapur dan memulai aktivitas nya

Jam terus berjalan , matahari kini mulai menghilang dari langit langit bumi dan terganti oleh bulan.

Taeyong baru saja menyelesaikan pekerjaan nya , ia sedikit meregangkan tubuh nya yang benar benar pegal. Oh sungguh tadi pesanan banyak sekali namun taeyong bersyukur sejak ia bekerja menjadi koki kedai paman lee jadi selalu ramai dan yang pasti taeyong akan mendapat uang gaji tambahan yipie !

Taeyong sudah mulai mencari uang sendiri sejak ia naik ke bangku smp , saat sd ia masih di beri bekal oleh paman choi orang kepercayaan ayah nya dulu yang kini menjadi ceo sementara di 'kims corp' namun setelah ia mendapat beasiswa di sekolah terbaik yang merupakan sekolah johny juga uang jajan nya tak pernah lagi ia genggam , alasan nya cukup simpel itu karena johny yang melarang keras paman choi memberikan dana pada taeyong dan jika paman choi nekat memberi uang maka taeyong akan disiksa oleh johny. Ya begitu lah . .

"Uncle ! Pekerjaan ku sudah selesai semua , aku boleh pulang ya ?" , tanya taeyong pada paman lee yang masih
berkutat dengan buku catatan pemasukan hari ini

"Ah iya kamu pulang saja taeyong , dan ini ada sedikit uang jajan untuk mu"

"Ini gaji ku uncle ?"

"Bukan bukan , itu uang keuntungan kita hari ini. Hari ini keuntungan meningkat banget jadi itu uang buat kamu jajan"

"Tapi apa gak kebanyakan uncle ? Taeyong gak papa ko , buat uncle ajaa" , ucap taeyong lalu mengembalikan uang yang di berikan paman lee

"Taeyong ambil aja , itu buat kamu jajan besok ya ?"

"memang nya ngga apa uncle keuntungan uncle  jadi berkurang ?"

"Itu keuntungan kamu taeyong ,bukan keuntungan uncle" , taeyong menghela nafas lega lalu mengangguk cepat pada tuan lee itu dan segera berpamitan pulang

Kaki kecil itu terus menyusuri jalanan seoul yang masih ramai , kota ini seolah menolak tidur walau tengah malam sekalipun. Langkah taeyong berhenti disalah satu halte bus , ah iya ini masih pukul 18.30 jadi masih ada bus terakhir yang beroperasi jadi taeyong sedikit bertenang karena uang jajan nya tak akan berkurang karena bus tak memungut biaya dari pelajar ehehe . .

"Kenapa lama sekali huh , jika aku telat bagaimana ? Tuan muda bisa memukul ku huh !" , gumam nya namun tak lama setelah itu bus datang dan langsung saja taeyong menaiki bus itu. Jarak halte dan rumah jaehyun tak begitu jauh hanya memakan waktu 20 menit

Oh iya taeyong juga bekerja sebagai juru masak pribadi keluarga jung , mengapa bisa begitu ? Karena jung jaejoong bersahabat dengan byun Baekhyun , ibu kandung taeyong. Sebenar nya ia sangat ingin merawat taeyong apalagi anak itu tak pernah mendapat kasih sayang sedikit pun dari kakak nya , namun taeyong tak pernah mau menerima tawaran nya jadi jaejoong berinisiatif menjadi kan taeyong chef pribadi nya dengan bayaran yang cukup mahal. Yah ! Jaejoong tau taeyong selalu mendapat siksaan dari kakak nya , maka dari itu ia selalu melebihkan uang gaji taeyong. Anak umur segitu sudah mencari kerja paruh waktu bukan kah sangat menyiksa mental ?

SECOND CHANCE  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang