12.

422 58 83
                                    

Perlu diingat,
Adam = Jungkook
Atha = Taehyung
Gale = Jimin
Gala = Yoongi
Benjamin = Namjoon
Bangkit = Seokjin
Rasendra = Suho
Radeya = Hoseok
Mbok lupa:v
******
Tak menyangka waktu berlalu begitu cepat, tiba-tiba sudah sampai saja dipenghujung semester 2, Ulangan Kenaikan Kelas pun sedang mereka lakukan dengan jangka  waktu yang berbeda-beda setiap jurusan, ada yang hanya satu minggu selesai, atau harus melakukan ulangan satu minggu lebih tiga hari.

Hal itu dikarenakan berbedanya jumlah mata pelajaran produktif setiap jurusan. Hari pertama ulangan para siswa dihadapkan oleh soal menyulitkan bernama matematika, banyak sekali helaan nafas kesal atau kecewa pada diri sendiri karna tidak belajar optimal.

Mata pelajaran pertama mereka menghadapi Bahasa Indonesia yang memusingkan karna setiap pilihan dirasa sama, dan ditimpuk oleh hitung-hitungan angka. Sama seperti yang lain, Bangkit keluar dari kelas dengan lesu serta raut wajah yang menampakan betapa frustrasinya pemuda itu.

"Pusing!!!!" Keluhnya dengan suara keras didepan wajah Benjamin yang menunggu sang kekasih sedari tadi. "Bukannya tadi malem udah belajar? Kalo kamu belajar bener-bener pasti gampang kok, aku aja tadi keluar tiga puluh menit pertama, gampang soalnya." Ujar Benjamin seolah-olah dia belajar begitu giat.

"Itukan karna otakmu pintar mampus! Ngga belajar juga bisa ngerjain! Lah aku?!! Liat tulisan aja ngantuk!" Gerutu Bangkit karna merasa tak adil jika sang kekasih membandingkan kepintaran pemuda itu dengannya, karna seratus persen begitu timpang.

"Kamu mau pinter yang instan tanpa belajar? Aku tahu hal ini dari orang-orang." Keduanya melangkah diselasar kelas menuju ruang osis karna Benjamin harus mengikuti kumpul Osis.

"Gimana?" Bangkit memasang telinga lebar-lebar dengan wajah begitu penasaran. "Tidur sama orang yang pinter, lah cowokmu ini pinter mampus, tidurlah yok sama aku, dijamin otakmu langsung pinter, Bangkit." Bisik Benjamin dengan kalimat yang sangat tidak masuk akal, emosi pun meluap pada diri Bangkit karna sempat-sempatnya ia percaya bahwa sang kekasih akan memberikan saran yang benar dan normal.

"Ya! Kam--aduh!!" Kemarahan yang awalnya akan diluapkan dengan dahsyat harus berganti ringisan karna tiba-tiba ia merasakan sebuah benda melayang ke kepala bagian belakangnya begitu keras, Ben pun langsung melototkan matanya menoleh ke belakang guna melihat sang tersangka.

"Bangkit! Heh! Gue panggil-panggil juga--arghh!" Tama, teman sekelas Bangkit yang telah melempar benda bernama tip-x pada kepala Bangkit, saat mendekati temannya Tama malah harus merasakan tendangan pada dadanya.

Benjamin berdiri gagah didepan kekasihnya dengan kedua tangan masuk dalam saku celana, melayangkan tendangan keras dengan sepatu beratnya, Tama pun langsung tersungkur meringis nyeri pada bagian dadanya, tenaga Ben tak main-main kuatnya.

"MAKSUD LO APA LEMPAR BARANG KE KEPALA BANGKIT, HAH?!!" Teriakan ia keluarkan sampai membuat beberapa siswa berjengit kaget karna saking kerasnya. "Udah Ben, orang dia cuma mau balikin tip-x kok." Bangkit memegang lengan kekasihnya berharap marah Benjamin reda.

"YA NGGA USAH LEMPAR-LEMPAR, ANJING!!" Kembali membentak, tentu bukan pada Bangkit tapi pada Tama yang sedang berusaha berdiri dengan ketakutan yang begitu ketara. "Udah ih! Ngga usah teriak-teriak, nanti guru ada yang denger kamu masuk BK lagi!" Bangkit sedikit meninggikan nada bicaranya agar sang kekasih menurut, namun hal itu tak mungkin mempan pada Ben yang jelas-jelas pernah berteriak begitu keras mengeluarkan ucapan kasar tepat ditelinga pembina Osis.

Masih ingat event olahraga antar sekolah satu kabupaten yang diadakan oleh Osis? Saat itu Bangkit memang mengikuti kemanapun Benjamin pergi, sebab kekasihnya mengeluarkan satu syarat jika Bangkit ingin Ben kembali aktif dalam Osis yaitu selalu berada disisi pemuda itu disaat ia melakukan tugasnya sebagai Osis, Bangkit pun mau tak mau menuruti.

Orbit (BTS) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang