Bonus Part

351 34 12
                                    

Hai?😄
Perlu diingat,
Adam = Jungkook
Atha = Taehyung
Gale = Jimin
Gala = Yoongi
Benjamin = Namjoon
Bangkit = Seokjin
Rasendra = Suho
Radeya = Hoseok
Bukan mbok lupa tapi pasti udah lupa yakan???😂😂
******
Jika kalian bertanya apa kabar dengan mereka semua, mungkin hampir dari mereka akan menjawab biasa saja atau baik-baik saja, walau tentu ada satu orang yang terus terbayang akan sosok Benjamin yang sudah diambil oleh Tuhan.

Saat ini sudah memasuki semester dua, dimana Bangkit, Gala, Radeya, dan Rasendra tengah dipusingkan dengan ujian-ujian yang terus berdatangan, belum lagi setressnya mereka mengenai masa depan, mau jadi apa? Setelah ini mau ngapain? Bakal kaya apa waktu dewasa nanti? Pilihanku salah engga ini? Otak mereka dipenuhi bagaimana kelanjutan hidup mereka setelah lepas bangku SMK.

Sedangkan disemester dua ini Atha, Adam, dan Gale harus gita melakukan Praktek Kerja Lapangan, ketiganya berpencar ke beda kota, Adam memilih di Jakarta, Atha di Bandung, dan Gale memilih di Jogja.

Semuanya sudah berdamai, topik tentang gay di sekolah mereka pun sudah tidak tabu lagi, tidak seratus persen membenarkan tapi tidak juga melarang, sekolah tidak ingin ambil pusing tentang orientasi seseorang.

Selesai melakukan tambahan kelas untuk ujian praktek dua minggu mendatang, Radeya langsung diculik oleh kekasihnya menuju rumah cowok itu, ia tidak diperbolehkan meronta apalagi merengek pulang, ia harus terima dipeluk dengan erat disaat Rasendra malah tidur disebelahnya.

Waktu sudah menunjukan pukul 7 malam, ia harus mengingatkan kekasihnya untuk segera pergi menuju tempat les, dengan otak Rasendra yang sebenarnya tidak begitu bodoh ia tidak ingin menggantungkan harapan pada SNMPTN, cowok itu memilih untuk tetap mengikuti les walau ujungnya ia malas melakukannya.

"Ra, bangun." Radeya menepuk-nepuk perlahan pipi sang kekasih berharap cowok itu bangun dengan cepat jika tidak ingin terlambat. "Eunghh." Bukannya bangun Rasendra malah hanya mengerang sambil terus mengeratkan pelukannya pada Radeya.

"Heh! Bangun! Udah jam 7, kamu harus les." Jika menepuk-nepuk perlahan tidak mempan, ia memilih untuk mengganti metode dengan menggoyangkan sekuat tenaga pundak Rasendra tak peduli jiak cowoknya akan pusing luar biasa.

"Apasih, Yang?? Pusing tau." Akhirnya cowok itu bersuara dengan jelas namun tetap tidak ingin membuka matanya. "Udah jam 7, kamu ada les, Sayang." Dengan kasar Radeya melebarkan kelopak mata sang kekasih agar cowok itu melek seketika.

"Males, ah. Mau bolos."

Plak!

Jidatnya langsung terasa panas karna tamparan keras oleh Radeya. "Bolos! Bolos! Kamu itu goblok masih mau bolos juga?! Sadar diri, Ra!!!" Keduanya sudah duduk berhadapan diatas kasur namun Rasendra tidak menunjukan gerak-gerik bahwa cowok itu kana beranjak pergi les.

"Males, De. Disana ngga ada kamu." Inilah faktor utama kenapa Rasendra bermalas-malasan untuk berangkat les, karena Radeya memang tidak mengikuti les tambahan untuk masuk ke perguruan tinggi, karna rencananya setelah lulus ia lebih memilih untuk langsung bekerja daripada belajar kembali.

"Ngga boleh gitu, dong. Kamu harus pinter biar aku juga tetep sama kamu, kalo kamu tetep goblok nanti ujungnya kamu miskin, lah aku jelas ngga mau sama cowok miskin, dong." Bukannya Radeya itu matre, tapi ucapannya ini hanya sebagai pancingan agar Rasendra giat belajar.

"Orangtuaku kaya, Yang. Ngga belajar aku juga bakal tetep kaya, jadi kamu jangan khawatir soal uang." Ternyata strategi Radeya salah besar. "Ya udah, berarti aku nanti nikahnya sama bapakmu aja, kan dia yang punya banyak duit, bukan kamu." Setelah Radeya mengatakan itu Rasendra langsung terbirit bersiap untuk berangkat les.

Orbit (BTS) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang