1.

1.2K 79 23
                                    

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi peserta didik baru dimulai hari ini, kegiatan yang dijadwalkan sampai empat hari kedepan karna diakhir minggu para siswa harus mengikuti kegiatan pramuka menginap satu malam.

Kegiatan yang diisi dengan materi oleh beberapa pembina Osis yang dibantu beberapa anak Osis sesuai jadwal. Para siswa baru serentak meregangkan tubuh mereka karna waktu istirahat datang, kakak-kakak Osis membagikan bungkusan kertas minyak yang berisi makan siang.

"Jangan berisik, dek! Makan yang cepet tapi jangan sampe keselek!" Teriak Rasendra Atala Kusuma, anggota sastra dan budaya yang dulunya digadang-gadang akan menjadi wakil ketua osis 1 tapi nyatanya malah diambil oleh Benjamin.

"Gimana sih?! Makan yang cepet jangan keselek! Ini nasi aja pera minta ampun! Ngga ada kuah sop lagi!" Atha mengomel sembari menelan nasi yang begitu keras tidak pulen ditambah dengan lauk ayam goreng yang begitu kering tak lupa kering tempe, bisa dibayangkan bukan seberapa seret tenggorokannya.

"Anak baru ngga sopan banget! Dibilang jangan berisik malah ngatain makanan! Bersyukur, dek!" Satu kakak osis perempuan mendengar ocehan Atha dan menegur pemuda itu.

Gala mendekati keduanya, ia sedikit tak terima adiknya diomeli begitu saja tapi ya memang mulut Atha kadang tak bisa dikondisikan nyablaknya.

"Sa, tolong bantu bagiin minum tuh." Ucap Gala pada Sasa rekan osis yang menegur adiknya, ia menyenggol pundak Atha lalu berbisik pelan, "mulut nyablak lo dikunci sehari ngga bisa apa?"

"Ya gimana ngga nyablak, ini seret banget, Tuhan. Ngga ada kuah sop lagi." Atha yang selalu terpenuhi oleh makanan enak buatan bundanya tak bisa tidak rewel saat menerima makanan dari sekolah.

"Lo kira lagi diprasmanan segala kuah sop!" Ujar Gala lalu melangkah membantu rekan Osis yang lain meninggalkan adiknya yang dengan berat hati harus menelan butiran-butiran nasi keras itu.

Kegiatan pengenalan sekolah hari pertama terus berlanjut hingga akhirnya pukul 2 siang para siswa baru digiring menuju lapangan sepak bola guna mengikuti latihan baris berbaris yang dilatih langsung oleh tentara setempat.

Atha yang panik karna kecerewetan para kakak Osis membuatnya salah memakai sepatu, ia bahkan baru sadar saat tengah dijemur mengikuti instruksi bapak tentara.

Sedangkan didepan GOR sekolah masih ada Adam yang mengedarkan pandangannya guna mencari sepatu kesayangan yang tiba-tiba saja hilang dan menyisakan satu sepatu dengan ukuran lebih kecil dari kakinya.

"Kok masih disini, dek?! Udah dimulai dari tadi kok!" Satu kakak Osis datang menegur Adam yang masih bingung mencari sepatunya. "Sepatu gue hilang, ini entah punya siapa kekecilan." Ujarnya tidak sopan sambil menunjuk sebuah sepatu bermerk sama seperti miliknya tapi ukurannya itu yang jadi masalah, jika dipaksa kakinya pasti akan lecet-lecet karna sesak.

"Ya dipake dulu aja, udah dimulai dari tadi, loh! Jangan banyak alasan kamu!" Si kakak Osis keukeuh menyuruh Adam untuk segera ke lapangan agar dapat mengikuti latihan baris berbaris.

"Ya gimana?! Ini kekecilan, bego! Yang ada kaki gue bakal lecet nanti!" Ucapan kasar kembali ia keluarkan tak takut jika ia hanya murid baru dan sudah berani berkata seperti itu pada kakak osis didepannya.

"Kamu ini bisa sopan ngga?! Baru masuk sok belaga! Saya kakak kelas kamu! Yang sopan dong, dek! Omongannya dijag--"

"Bacot, anjing!" Adam berkata malas akhirnya memakai sepatu yang kekecilan berlari menuju lapangan guna mencari kelompok kelasnya. Mengikuti latihan dengan bersungut-sungut soalnya kakinya sudah terasa perih karna sesaknya ukuran sepatu.

Kegiatan latihan yang dibimbing langsung oleh anggota TNI itu berlangsung selama satu jam lebih seperempat, kini para siswa tengah berjalan menuju GOR untuk persiapan pulang.

Orbit (BTS) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang