6.

500 59 80
                                    

Perlu diingat,
Adam = Jungkook
Atha = Taehyung
Gale = Jimin
Gala = Yoongi
Benjamin = Namjoon
Bangkit = Seokjin
Rasendra = Suho
Radeya = Hoseok
Mbok lupa:v
*****
Seperti pagi pada biasanya, yaitu bersiap untuk bersekolah lalu sarapan dengan masakan luar biasa yang dibuat Bundanya, Gala sudah berada dihalaman depan tengah memanaskan motor miliknya dan milik sang adik saat matanya melihat sebuah motor trail yang sangat ia kenal melintas dan berhenti dirumah sebrang kanan rumah Gala.

Kening Gala mengerut bingung, sejak kapan ketua osisnya kenal dengan Bangkit? Dan sejak kapan pula Benjamin begitu baik menghampiri orang yang jelas-jelas rumahnya sangat jauh dari rumah pemuda itu yang nyatanya sangat dekat dengan sekolah.

"Ben!!" Panggil Gala pada pemuda yang sedari tadi ditatapnya, Ben pun menengok dan melihat sang bendahara Osis melambaikan tangan menyuruhnya mendekat.

"Kenapa?" Ben sudah berada didepan gerbang rumah Gala, "gue baru tau lo kenal sama Bangkit, ngapain jemput pagi-pagi? Rumah lo bahkan dideket sekolah, anjir! Jalan juga ngga sampe 5 menit." Gala langsung mencerocos sambil berpegangan pada pagar putih rumahnya.

"Siapa yang rumahnya dekat sekolah?" Ujar Bangkit yang tiba-tiba sudah berdiri disamping motor Ben, begitu tampan dengan seragam pramuka yang rapih.

"Be---anak Osis ada yang rumahnya deket sekolah." Gala yang akan menyebut nama ketuanya harus mengeles karna tatapan Ben begitu tajam memperingati mulutnya agar tidak ember.

"Oh! Kenapa emang?" Bangkit adalah Bangkit yang selalu saja bertanya walau ia tahu itu bukan urusannya tapi keingintahuan yang tinggi membuat mulutnya tak bisa terkunci.

"Biasa Osis, pantes sekarang udah ngga nebeng gue, ngga nyari-nyari gue buat berangkat pulang bareng, udah ada ojek pribadi, nih?" Gala langsung mengalihkan pembicaraan dengan menyindir Bangkit yang akhir-akhir ini sudah tak merecokinya untuk menebengi pemuda itu.

"Orang ini yang maksa-maksa! Gue mah udah nolak-nolak, eh dateng terus ya udah." Bela Bangkit pada diri sendiri yang memang seperti itu nyatanya, ia selalu menolak Ben untuk menjemputnya tapi pemuda itu dengan tiba-tiba sudah menangkring didepan pagar rumahnya membuat Bangkit akhirnya mengiyakan saja toh tak membuat rugi dirinya, jadi tak masalah.

"Oooouh." Gala mengangguk pura-pura paham sambil memandang penuh selidik pada Benjamin, ia tahu pasti ada niat terselubung dari ketuanya sampai-sampai harus rela-rela menempuh jarak yang jauh hanya untuk menjemput Bangkit ke sekolah yang nyatanya rumah pemuda itu sangat dekat dengan tujuan.

"Udahlah, gue sama Bangkit duluan." Benjamin tak mau mengulur waktu lagi apalagi dengan pandangan mata Gala yang menatapnya penuh selidik tak lupa senyum yang mengejek membuatnya muak lebih memilih cepat pergi.

"Duluan, Ga!" Teriak Bangkit saat Ben sudah melajukan motornya tak lupa membunyikan klakson sebagai tanda duluan.

"Ngobrol apa aja sama Gala?" Bangkit memajukan kepalanya bahkan dagunya melewati pundak pemuda didepannya. "Engga ngobrol apa-apa." Ben menjawab singkat dengan fokusnya terus pada jalanan.

"Tadi siapa yang rumahnya deket sekolah?" Rasa ingin tahu Bangkit begitu membara, tanpa malu sudah menyabdarkan dagunya pada pundak kiri Ben agar mudah saat mengobrol.

"Bukan siapa-siapa Bangkit, kenapa si?" Berusaha sabar menjawabi semua pertanyaan Bangkit. "Cuma tanya, ohya! Lo suka bawa bekel ngga?" Pertanyaan tiba-tiba begitu random.

"Engga, kantin aja jual banyak makanan ngapain bawain bekel." Ben memang tak pernah membawa bekal makan siang karna Ibunya pun tak mau ribet selalu menyuruh anaknya untuk jajan saja dikantin sana itung-itung membantu melariskan penjual.

Orbit (BTS) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang