T&U 20

3.1K 295 25
                                    

Setelah insiden pelemparan mobil kemarin malam membuat tata masih marah pada sang adik.

Jika si kecil memegang mainannya maka tata akan memarahi sang adik habis-habisan.

Melarang ugi menyentuh barang miliknya sama sekali, sang adik bercelotehpun tata tidak menanggapinya.

Seperti sekarang kakak dan adik itu tengah duduk di atas karpet berbulu di temani buah strawberry yang di belikan papa.

"Catu.. Dua.. iga.. Yima.. Tucuh.. Cepuyuh.. Yey~" celoteh tata dengan telunjuk gempalnya menunjuk strawberry yang berserakan.

"Uuuuu~" celoteh ugi mengikuti sang kakak.

Mendengar gumaman sang adik, tata langsung memicingkan matanya menatap sang adik.

"Da boyeh ikut-ikut" kata tata dengan nada yang kasar.

"Kuuuttt~ ka kuuutt~" celoteh ugi lalu tangan gempalnya meraih satu strawberry milik sang kakak untuk di masukkan kedalam mulut.

Namun sebelum buah itu masuk sang kakak menampeknya terlebih dahulu hingga strawberry nya terpental jauh dan tidak sengaja tangan gempal tata memukul bibir sang adik. Dan karena jemari tata tidak sengaja masuk kedalam mulut Ugi dengan kuku yang menggores gusi sang adik hingga berdarah.

Ugi yang terkejutpun seketika menangis keras membuat tata makin bersungut.

"Belicik!! Janan nanis, kan ka ta cudah biyan janan mam totobelina, ni puna ka ta" pekik kesal tata dengan mata yang mulai berkaca memandang sang adik.

Jimin yang mendengar pekikan sang anak pun langsung berjalan tergopoh menghampiri kedua anaknya, dan saat sampai jimin bisa melihat kedua anaknya sudah mulai menangis.

"Kenapa sayang ko nangis?" tanya jimin dengan wajah penuh cemasnya.

"Dek nakal hiks.. Mam totobelina ka ta hiks.. Ka ta pukul mulutna telus beldalah huwaaa.." celoteh tata yang untungnya di mengerti jimin.

Mendengar tuturan sang anak Jimin langsung menoleh menghadap si kecil yang terisak hebat dengan gusi yang mengeluarkan darah.

Jimin menghela nafas baru 3 hari yang lalu gusi putra bungsu nya berdarah dan kini sudah berdarah lagi.

Kalau gusi ugi sudah terluka pasti tak lama si kecil akan menjadi sariawan pada gusi kecilnya.

"Ka tata ko gitu sama dek gii? Gak boleh gitu nak. Katanya ka tata sayang dek gi, kalo sayang jangan bikin adeknya sakit" ujar jimin lembut seraya mengelus surai putra sulungnya.

"Papa!!" panggil jimin sedikit berteriak agar jungkook mendengarnya.

"Iya ma" ucap jungkook setelah sampai pada ruang bermain.

"Ini dek gi sama ka tata berantem lagi, dek gi sampe berdarah gusinya" tunjuk jimin pada putra bungsu nya.

"Papapapa~ hiks.. Huwaaa.. Hiks.. Hiks.." isak Ugi.

"Ya ampun dek gi gusinya berdarah, sini nak sama papa. Bersihin darahnya ya" gumam jungkook berjongkok menyamakan tinggi dengan si anak dan meraih si bungsu untuk di bawa dalam gendongan.

"Bawa ke ruang keluarga pa terus bersihin darahnya biar berhenti" tutur jimin di balas anggukan oleh jungkook.

Lantas jungkook berlalu, berjalan pergi menuju ruang keluarga untuk mengambil tisu dan menyeka darah sang anak.

"Sini ka ta, mama bilangin" kata jimin seraya meraih putra sulungnya untuk di dudukan di pangkuannya.

"Ko kakak bikin dek gi nangis?" tanya jimin lembut, tangan halusnya menyeka air mata di pipi sang anak.

Tata & Ugi {Selesai}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang