03. Seven

467 23 0
                                    

Selamat membaca...

Masa perkenalan sekolah telah usai. Adnan melewati 3 hari itu dengan lancar tanpa ada gangguan dari Rifal. Kini Adnan masih tetap sekelas dengan teman-temannya saat perkenalan sekolah kemarin, dia berada di kelas 10A dan dia juga masih duduk bersebelahan dengan teman pertamanya yaitu Jaya.

"Udah lama Jay?" tanya Adnan yang baru saja sampai di kelas.

"Belum mungkin 5 menit yang lalu. Gimana luka lu dah mendingan?"

"Kayaknya udah cuma tinggal bekas nya doang."

Tak lama setelah itu temannya yang lain datang dengan kehebohan.

"Selamat pagi para fans Febriolsah yang kucintai!!!" sapaan itu langsung direspon dengan sorakan, lebih tepatnya sorakan mengejek.

"Ngapa sih lu pada susah amat bikin gw seneng pagi-pagi." keluh lelaki bernama Febriolsah itu.

"Coba gantian gw ngab." bisik Vian yang berada di sampingnya.

"Samlekom abang Vian dah sampe nih."

Responnya benar-benar berbanding terbalik dengan olsah tadi. Seisi kelas menyambutnya dengan baik, bahkan para perempuan ada yang meneriaki nama Vian.

"Anjing giliran gw Vian lu pada respon baek, kenapa gw gak?"

"Soalnya lu jelek!" celetuk salah seorang dari mereka.

"Astaga Vi kena mental gw pagi-pagi."

"Turut prihatin gw ols."

"Prihatin gw dikatain?"

"Prihatin muka lu jelek."

Seisi kelas langsung tertawa bersama, kalimat-kalimat tadi hanyalah candaan. Sejak Vian dan olsah dekat mereka berdua merupakan pencair suasana yang paling ampuh di kelas ini. Sosok Vian yang harusnya terlihat cool justru menjadi pelawak handal.

"Hai kawan-kawanku." sapa olsah kepada Jaya dan Adnan.

"Hai jelek." saut Jaya meledek.

"Wah pagi-pagi dah ngajak gelud."

"Emang lu berani?" tanya Vian yang kini sudah duduk di kursinya.

"Ya gak lah gila. Dia anak karate nyari mati gw berantem ama dia."

"Kalian tuh bisa gak sih diem gitu gak usah heboh?" tanya Adnan yang heran setiap melihat tingkah mereka berdua.

"Keknya gak bisa deh gw ama Vian dah klop gitu."

"Eh garpu somay, lu homo yee!"

"Ngadi-ngadi lu, yakali gw suka batangan! Maksud gw tektokan lawakannya Malih!"

Di tengah perdebatan mereka, suara bel sekolah berbunyi tanda bahwa mereka harus turun berbaris di lapangan. Mereka berempat segera turun supaya tak mendapat masalah dihari pertama peresmian mereka menjadi murid sekolah ini.

------------------

Upacara penyambutan pun telah usai inti dari upacara barusan hanyalah pidato dari kepala sekolah dan juga penjelasan tentang kegiatan hari ini. Para anak kelas 10 hari ini hanya menonton demo ekskul yang nantinya akan diperagakan oleh beberapa kakak kelas, sedangkan anak kelas 1 dan 12 yang lain hari ini masih free.

Two Sides : RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang