30. Revenge: Seven

124 13 0
                                    

Selamat membaca...
---------------

Gita memperhatikan sebuah bingkai foto. Dia mengambil bingkai tersebut. Sejak dirinya sampai di sini, Gita sama sekali tidak melihat wujud dari orang tua Adnan. Foto pun sama sekali tak ada. Gita hanya menemukan sebuah foto seorang Adnan yang berlatarkan cermin.

"Sepenting itukah perempuan itu?"

Flashback on

"Nan sabar, berpikir dulu jangan...."

"Sabar? Seandainya lu jadi gw, emang lu bisa sabar?"

Adnan tengah mempersiapkan segalanya. Dia mau memenuhi undangan terbuka dari Seven barusan.

Ketika semua sudah siap dan dia ingin pergi, tangannya ditahan oleh Gita.

"Nan lo juga lagi terluka! Lagipula kalau ini jebakan bagaimana? Gw tau persis otak mereka. Incaran mereka yang asli bukan perempuan bernama Mira itu, tapi diri lu Nan!"

"Kalau memang itu jebakan, aku sama sekali tak mempermasalahkan hal itu. Akan tetapi kalau gw cuma diam saja, itu baru masalah. Perempuan yang tadi lu liat adalah salah satu alasan kenapa gw mau mengalahkan kalian semua."

"Kak Mira adalah temen gw yang pertama saat di sekolah."

Perlahan Gita melepaskan cengkraman tangannya.

"Kalau begitu, gw ikut!" ucap Gita.

"Gak, gw gak izinin. Lu tetap di sini jaga pedang gw itu. Gw udah janji sama mama lu, gw akan jaga lu. Gw berangkat dulu."

Adnan langsung pergi meninggalkan Gita, tapi ketika sudah berada di pintu.

"Gw belom nebus segala dosa yang gw udah perbuat...."

"Kalo emang lu udah janji bakalan jaga gw, pulang lah hidup-hidup!"

Setelah itu Adnan pergi begitu saja meninggalkan Gita sendiri di rumah.

Flashback off

"Menurut lu, kenapa dia gak bawa pedangnya Git?"

"Gw juga gak ngerti. Oi Rubies, kau merasakan sesuatu di pedang ini?"

"Gw sama sekali tak merasakan apapun."

"Aneh. Lu ngerasa dan ngeliat pedang ini ngeluarin energi besar waktu itu kan?"

"Ya, gw juga ngerasa aneh."

Ketika mereka mengobrol, HP milik Gita berbunyi dan menampilkan sebuah pesan.

"Lokasi dan nomor HP. Jangan-jangan!"

+++++++++++

"Dapat lokasinya?"

"Dapat kak, telat sedikit gw pasti gak bisa dapet. Soalnya setelah gw dapet barusan, sinyalnya menghilang."

"Tin ikut gw, dan lu tetap di sini persiapkan pasukan. Sewaktu-waktu gw minta bantuan, kalian sudah siap."

"Siap kak!" jawab Marcel.

Two Sides : RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang