Selamat membaca...
Hari kini telah sepenuhnya berganti. Semua terlihat sudah sangat sunyi kecuali rumah milik Adnan yang saat ini kedatangan tamu mendadak. Tamu itu adalah Jessi dan seorang perempuan yang tadi ikut mengantar Adnan ke rumah sakit.
Tangan kanan Adnan kini sudah terbalut perban. Sebelum sampai rumah sakit di dalam mobil tiba-tiba Rifal berganti tempat dengan Adnan yang menyebabkan dirinya kaget karena belum siap untuk merasakan rasa sakit dari tangan kanannya itu.
"Kenapa dia ikut juga?" tanya Adnan yang heran melihat supir Jessi yang ikut masuk ke dalam rumahnya.
"Gw gak bakalan biarin Ci Jessi berdua ama pembunuh kayak lu!" bentak orang itu sambil menggebrak meja yang berada di ruang tamu milik Adnan.
Adnan tersenyum mendapatkan bentakan seperti itu. Tangan kiri Adnan langsung terulur ke belakang untuk mengambil sesuatu.
"Itu sama aja lu nyerahin nyawa secara sukarela ke gw." Jawab Adnan yang kini sudah memegang sebilah pisau.
Mereka berdua kaget terutama Jessi, karena sewaktu dia menyerang Adnan saat itu dia sama sekali tidak menyerang balik. Perempuan yang tadi membentak Adnan langsung segera bersiap mengambil pistol, tapi usahanya gagal tangannya ditahan dan sebuah pisau yang tadi ia lihat kini sudah berada persis di depan lehernya.
"Jess bisa suruh temen lu ini diem? Kalo gak bisa gw dengan senang hati melakukan hal itu." ucap Adnan tanpa melepas tatapannya yang mengarah ke mata perempuan itu.
Jessi segera menyuruhnya untuk diam. Setelah Adnan menurunkan pisaunya perempuan itu langsung jatuh terduduk, kemungkinan besar perempuan itu mengalami shock.
"Ah elah tangan gw jadi sakit lagi kan." keluh Adnan yang sudah kembali duduk di tempatnya.
"Sebelumnya kenalin ini Ashel dia junior gw di kepolisian."
"Hah polisi? Dengan umur lu yang segini? Udah gila lu yak!""Gw ama Ashel udah ngelakuin pelatihan khusus dan gw berdua lulus. Kami juga udah pernah nanganin beberapa kasus." jelas Jessi.
"Gak habis pikir gw, oh iya gw bisa pinjem temen lu ini? Buat bantuin gw buat minum."
Jessi mengiyakan hal itu. Ashel hanya bisa patuh dan menekan rasa shock yang masih belum sepenuhnya reda.
Di dapur Adnan benar-benar membuat minuman sirup berjumlah 3 gelas. Ashel fokus memperhatikan gerak-gerik dari Adnan, dirinya takut jika minuman itu ditaruh sesuatu oleh Adnan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides : Revenge
Actionbagaimana jika dirimu memiliki sisi lain? ya, ada orang lain yang juga menempati tubuhmu. inilah kisah hidup ku bersama dia. *perhatian saya tegaskan ini hanya fiksi ya kawan* *Dan cerita ini mengandung unsur kekerasan dan juga kata-kata kasar, jadi...