Selamat membaca...
Rumah sakit adalah sebuah tempat yang tak akan pernah sepi. Tiap saat, tiap jam, tiap menit, dan sampai tiap detikpun pasti selalu ada musibah yang mengharuskan seseorang datang ke tempat ini. Hal itu yang dialami Adnan kali ini, dirinya dibawa ke tempat ini dengan keadaan tak sadarkan diri. Saat ini Adnan sedang ditangani di ruangan UGD. Jessi, Ashel, dan Jaya hanya bisa menatap nanar pintu bertuliskan UGD itu.
Jessi sejak tadi tak henti-hentinya mengeluarkan air mata dan selalu berbicara seolah-olah kejadian ini adalah salahnya. Ashel berusaha tetap tegar untuk menenangkan teman yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri, sedangkan Jaya seperti bingung. Jaya berusaha memikirkan apa yang sedang terjadi? Kenapa Jessi bisa menyalahkan dirinya sendiri padahal Adnan tidak bersamanya waktu itu.
"Jess udah ya nangisnya, Adnan gpp kok gw yakin dia bisa lewatin masa ini."
"Ini salah gw Jay, salah gw!"
"Ci udah ini sama sekali bukan salah lu. Ini emang musibah yang emang lagi menimpa Adnan." ucap Ashel menguatkan.
Ashel mulai melepaskan pelukan dari Jessi dan mulai mengelus pundak Jessi untuk menguatkannya.
"Mending sekarang kita berdoa aja, Adnan pasti marah kalo liat kita nangisin dia. Gw yakin dia bakal bilang gini 'Anjiiir lu pada ngapa nangisin gw? Gw belom mati bangsat!'" ucap Jaya sambil menirukan gaya bicara Adnan.
"Jaya!" bentak mereka berdua kompak.
Jaya hanya mengacungkan jari membentuk huruf V. Memang jokes Jaya tadi melewati batas, tapi hal itu dapat membuat tangisan Jessi mereda. Jessi merasa kalimat tadi akan benar terlontar jika Adnan sadar.
Setelah dirasa Jessi mulai tenang, Jaya izin pergi ke toilet. Sedari tadi dia menahan buang air kecilnya karena panik dan juga bingung menghadapi kejadian tak terduga ini.
Singkat cerita Jaya sudah menyelesaikan aktivitasnya itu, kini dia sedang mencuci tangan di wastafel. Disaat dirinya melihat ke arah cermin dia melihat sesosok bertopeng tepat berada di ambang pintu masuk toilet. Sosok itu mulai mendekatinya dan dia secara reflek menjaga jarak dengan sosok itu. Jaya teringat dengan kata-kata dari sang ayah.
Flashback On...
"Jay kamu punya keahlian beladiri hal itu kamu gunakan jika la terdesak atau menolong orang saja, tapi kali ini ayah mau nambahin satu aturan lagi."
Jaya yang sedang menyeruput es teh yang disediakan sang mama langsung penasaran dengan aturan tambahan dari sang ayah.
"Apa yah?"
"Akhir-akhir ini banyak kasus pembunuhan terjadi di sekitar lingkungan ini, seandainya kamu ketemu seseorang memakai topeng menyerupai iblis ayah mohon kamu lari secepat mungkin."
Jaya sempat bingung, karena dulu sang ayah pernah mengatakan jika memang kita bertemu orang jahat tidak usah segan untuk melawannya.
"Tapi mereka kan jahat yah kenapa gak...."
"Jangan bantah ayah!" bentak sang ayah sambil melempar segelas tehnya ke sembarang arah yang membuat gelas itu pecah dan berbunyi nyaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides : Revenge
Actionbagaimana jika dirimu memiliki sisi lain? ya, ada orang lain yang juga menempati tubuhmu. inilah kisah hidup ku bersama dia. *perhatian saya tegaskan ini hanya fiksi ya kawan* *Dan cerita ini mengandung unsur kekerasan dan juga kata-kata kasar, jadi...