25. Traktir Bakso

123 15 0
                                    


Selamat membaca...
--------------------

"Mimpi buruk? Lu gak liat cewe yang di sana itu? Dia gunain senjata yang kek gw aja tetep kalah, apalagi lu!"

"Bener juga ya. Mungkin gw bisa mati di tangan lu hari ini. Jadi, sebelum mati gw boleh minta permintaan?"

"Ya silahkan."

"Biarkan mereka semua meninggalkan tempat ini." ucap Adnan.

"Hmm...menarik. Gw jadi bisa lebih leluasa nyiksa lu nanti."

Adnan lega. Sebagian rencananya berhasil, walaupun ini sudah menyeleweng jauh dari skenario aslinya. Adnan segera memberi kode untuk Jessi dan Lulu untuk keluar.

"Woi budak nga...."

"Ghost Slash..."

Semua orang langsung dibuat melongo. Orang yang barusan berteriak, kini kepalanya sudah jatuh menggelinding di aspal.

"Jangan ganggu mereka. Kalau kalian mengganggu, nasib kalian akan sama seperti dia."

Yang melakukan dan ngomong barusan bukanlah Adnan, melainkan Eleven.

"Nan Jaya lagi ngelawan Twelve!" ucap Jessi dengan muka paniknya.

"Makasih infonya. Sekarang kalian cepet pergi ke lokasi yang udah dikirim."

"Terus kalian berdua?" tanya Lulu.

"Gw ama Jaya nyusul."

Tanpa di duga Jessi secara tiba-tiba menghajar Adnan hingga terjatuh. Lulu yang melihat itu langsung menahan tubuh Jessi. Gadis bernama Eli memanfaatkan keributan ini dan pergi mendekat ke arah Eleven.

"Stop! Gw udah muak! Kalian temen gw. Gw gak mau ninggalin kalian untuk kesekian kalinya!" bentak Jessi.

"Jess tenangin diri lu!" ucap Lulu sambil menahan Jessi agar tidak semakin menggila.

Disisi lain Eli benar-benar menghampiri Eleven.

"Gita stop! Udah cukup, ini kesempatan lu buat berubah!" ucapnya sambil menarik tangan Eleven.

"Berisik, gak usah sok kenal lu!"

Eleven menendang Eli hingga tersungkur. Eleven bersiap mengayunkan sabitnya. Sialnya Adnan tak siap karen dirinya terjatuh.

Sabit itu diayunkan ke arah lain. Tiba-tiba terdengar suara tembakan dan satu orang terkena imbasnya.

"Lulu!"

Lulu yang terkena tembakan itu, lebih tepatnya pelurunya hanya menggores lengan kirinya karena tembakan itu meleset.

"Harus berapa kali gw bilang, jangan ikut campur urusan gw!" bentak Eleven.

Ternyata yang menembak barusan adalah mantan boss tempat ini. Orang yang tadi dibuat pingsan oleh Adnan.

"Sialan, harusnya gw matiin aja si brengsek itu. Lu?"

"Gw gpp slow, kegores doang."

"Ya tapi, itu..."

"Gw gpp Jess. Makanya tenangin diri lu ya."

Two Sides : RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang