3❗

1.1K 230 79
                                    

Suara bising knalpot motor terdengar masuk ke dalam pekarangan rumah (Name). Gadis itu memutar bola mata jengah lalu memiringkan badan dan berpura-pura tidur.

Ia tak tahu harus seperti apa dalam menyikapi sikap Mikey, karena ia tahu, semakin kesini, semua masalah semakin terbelit-belit. Ia tak ingin langkahnya malah membawanya ke jurang yang semakin dalam. Ia tak ingin salah dalam menyikapi. Tapi ia juga terlalu takut untuk mengakhiri.

(Name) menghela nafas berat. Dibarengi dengan pintu kamar yang didobrak kasar dengan derapan langkah kaki cepat menuju ke arah ranjangnya.

"Oi!"

Teriakan penuh amarah itu berhasil membuat kepala gadis itu menoleh ke belakang. Menatap bosan wajah pria blonde yang memerah menahan marah.

Kemudian, dahi (Name) pun mengernyit heran, "Apa?"

"Duduk!"

Titahnya mutlak dan seolah enggan menerima penolakan. Melihat pria yang nampaknya tengah merasa kesal itupun akhirnya (Name) memutuskan untuk menurut saja. Gadis itu langsung bangkit dan menyeret tubuhnya untuk duduk di pinggiran ranjang.

Bertepatan dengan itu kepala (Name) mendadak berdenyut pening. Hingga mengakibatkan badannya sedikit terhuyung pelan. Namun baiknya, ia dengan mudah menahan itu.

(Name) menatap datar pria dengan setelan jaket hitam yang berdiri di depannya. Ia tahu betul bahwa pria ini sudah tahu kalau ia berbohong soal Hina yang katanya mau tidur di rumah ini.

Agaknya, konser Liga 3 sebentar lagi akan dimulai.

"KENAPA BOONG?!"

Nah, kan.

"Hah?"

"Kamu boongkan soal Hina yang katanya mau tidur sini?!"

"..."

"Kenapa boong?! Udah gak sudi lagi tidur sama aku, iya?! Udah jijik?!"

Perut (Name) rasanya mau meledak dan tertawa terbahak-bahak karenanya. Tapi sayang sekali ini bukanlah waktu yang tepat untuk menertawai opini konyol pria di hadapannya ini.

"Gagitu,"

Dan berakhir hanya bisa membalas datar tanpa perasaan menyesal.

"Aku telpon alasannya tidur. Ngechat ga di bales. Kenapa? Udah bosen, iya?!"

Sejujurnya (Name) lelah terus-terusan dituding seperti ini. Karena yang menuding saja tidak pernah sadar diri. Melawanpun, ia tahu bahwa Mikey tidak akan pernah mengakui kesalahannya dan berakhir pura-pura tidak ingat dan bahkan berpura-pura bego.

Tidak percaya? Mari kita coba.

"Ga salah ni? Ku pikir kamu yang udah bosen sama aku."

"Hah?!"

(Name) tersenyum miring.

"Cowo mana yang tega ninggallin cewenya di tengah hujan dan lebih milih boncengan sama cewe lain? Lebih kejamnya lagi, bukannya nolong, dia malah dengan bejatnya nyipratin air ke arah cewenya sampe cewenya udah kek kebo penyakitan. Ah salah, lebih tepatnya babi penyakitan."

Mikey terdiam sejenak.

Lalu kemudian tertawa terbahak-bahak.

"OHH!! YANG TADI ITU KAMU?! HAHAHA"

Kan?

Padahal (Name) tahu kalau Mikey sudah tau kalau itu dirinya. Tapi bukan Mikey namanya kalau tidak jujur dengan apa yang pernah ia perbuat.

"Menurut you?"

"HAHAHAH ANJAY, MANDI LUMPUR DONG??"

Ahh, (Name) muak dengan ini.

𝗥𝗘𝗔𝗟𝗜𝗧𝗬╵ˢ.ᵐᵃⁿʲⁱʳᵒᵘTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang