14❗

862 210 22
                                    

Dengan berat hati, Chifuyu pun pada akhirnya menceritakan semua keluh kesah tentang dirinya yang merasa tak punya muka lagi untuk menampakkan diri pada anak-anak Toman terutama Mikey. Ia merasa tak enak hati karena gara-gara dirinya lah semua kesalah pahaman ini bisa terjadi.

(Name) menyimak dengan hati yang bergemuruh. Gadis itu merasa sangat bersalah karena sudah membawa pria baik yang tak tahu apa-apa ini jauh masuk ke dalam masalahnya.

"Aku pikir, kamu gak perlu sampai lakuin itu. Anak-anak Toman juga pasti ngerti sama masalahnya, jadi mereka nggak bakal nyalahin kamu. Dan lagi, kasihan nanti si Baji. Bisa-bisa dia juga ikut keluar Toman gara-gara kamu mau keluar,"

Penjelasan (Name) membuat kedua netra emerald pria itu terbuka lebar.

Ada benarnya. Ia tidak boleh egois karena masih ada Baji yang akan selalu setia mendukung dirinya.

"T-tapi Mikey——"

"Gak perlu mikirin si pria bajingan itu. Pikirin aja si Baji. Dia berharga buatmu kan?"

Chifuyu menimang-nimang sejenak ucapan dari (Name) sebelum kemudian menghembuskan nafas sejenak dan mengulum bibir bawahnya yang terasa kering.

Ingin berkata sesuatu untuk membalas ucapan tersebut, (Name) malah lebih dulu beranjak dari tempat duduk dan tiba-tiba mengulurkan tangan ke arah dirinya.

"Bisa berdiri kan? Minum yuk."

Dan Chifuyu pun langsung dibuat terkejut setelahnya.

"M-minum? Kau yakin?"

"Yakin. Aku ini udah gede, tenang aja. Aku traktir deh! Ke Lupin ya!"



***


Sampainya di Lupin mereka langsung saja diberi sambutan hangat oleh si pemuda bartender. (Name) dengan tubuh yang sudah memberat langsung saja mendudukan diri di kursi depan meja counter. Memesan sebotol minuman brandy dan Dazai pun melakukan tugasnya dengan baik.

Chifuyu sebenarnya tidak mau menyetujui hal ini. Melihat seorang gadis meminum-minuman keras seharusnya ia melarang itu. Terlebih lagi dia adalah (Name). Namun nampaknya gadis ini sedang sangat frustrasi sampai-sampai ia harus menempuh jalan seperti ini.

Maka dari itu ia membiarkannya saja.

Chifuyu tidak memesan apapun. Ia hanya meminta segelas minuman wine karena bisa bahaya jika ia mabuk berat di tempat ini. Apalagi sedang ada (Name) di sisi-nya.

Pria itu meminum tegukan ketiga sembari memandang wajah (Name) yang sudah memerah dan terdampar di atas meja counter. Bibirnya sedari tadi meracau hal yang tidak jelas hingga membuat Chifuyu kerap kali tertawa kecil dan kadang juga merasa sedih sendiri.

Racauan yang (Name) katakan tak jauh dari masalahnya dengan Mikey saat ini. Ia tak henti-hentinya mengatai pria itu brengsek, bajingan dan bahkan sebutan kotor lainnya.

Sampai ketika si bartender brunette menghampiri mereka dan tersenyum teduh ke arah Chifuyu.

"Ada masalah?" tanyanya kemudian dengan suara lembut. Dan hal itu dibalas Chifuyu dengan anggukan kepala kecil lengkap dengan mimik wajah yang sedih.

"Hmm, sepertinya kamu gak perlu mikirin masalah itu lagi deh. Soalnya masalah itu sendiri yang bakal ngelanjutin tugasnya sampai selesai," Si pria brunette berucap sembari menatap kebelakang tempat Chifuyu duduk. Seperti tengah melirik sesuatu yang bahkan Chifuyu sendiri tidak tahu.

Karena merasa penasaran dan juga sedikit bingung, pria beranting satu itupun memutuskan untuk menengok kebelakang juga dan alangkah terkejutnya ia saat mendapati tubuh tegap seorang Mikey berada tepat jelas di depan wajahnya.

𝗥𝗘𝗔𝗟𝗜𝗧𝗬╵ˢ.ᵐᵃⁿʲⁱʳᵒᵘTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang