19 ❗

743 158 15
                                    

Mikey menatap nyalang pria yang tengah menyeringai puas di sebelah sana. Iya dia. Izana Kurokawa.

"Apa yang kau lakuin bajingan!!"

Mikey berujar marah. Namun hanya dihadiahi dengan kekehan kecil nan menjengkelkan dari pria di sana.

"Niatnya cuma mau nyelakain Emma. Tapi gataunya malah salah sasaran."

Mendengar itu amarah Mikey langsung terpacu. Segeralah ia berlari menuju si pria gila. Menyapanya dengan sebuah tinju maut hingga membuatnya sampai terpental ke sebrang jalan.

"Bangsat! Berani-beraninya kau!!"

Draken berusaha menghentikan. Namun sayangnya Mikey nampak benar-benar hilang kesabaran. Ia susah dicegah.

Namun Izana juga tak kalah kuatnya. Selepas terkena tinjuan maut itu, ia langsung saja bangkit berdiri dan ikut membalas tiap-tiap serangan Mikey.

Sampai ketika Emma berteriak kencang. Hingga membuat Mikey seketika menghentikan kepalan tangannya yang hendak melayangkan tinjuan.

"(Name)-chan!! (Name)-chan bangun (Name)-chan!! Draken tolong aku, luka kepala (Name)-chan makin parah!!"

Dan ketika itu juga Draken langsung menghampiri Emma yang tengah menangis ketakutan. Pria itu dengan cepat menggendong tubuh ringkih tak berdaya sebelum kemudian menatap Mikey yang nampak abai dengan luka gadis ini.

Pria itu malah mementingkan adu bacotnya dengan Izana.

"Sudahlah Mikey!! Tinggalkan saja dia!! Urusin dulu pacarmu! Bawa dia ke rumah sakit!!"

Mikey menoleh kaget. Dahinya tertekuk dalam. Merasa aneh dengan ucapan barusan.

"Pacar?"

Gumamnya kemudian.

"Cepat Mikey!!"

Kali ini Emma yang berteriak. Membuat Mikey reflek sadar lalu menatap kembali Izana dengan nyalang.

"Dengan ini aku nyatakan perang pada Tenjiku. Ingat itu Izana. Toman dan Tenjiku akan perang! Kau sudah sangat berani mencari gara-gara dengan kami, maka dari itu terimalah akibatnya!!"

Ucapan itu jadi yang terakhir sebelum kakinya berlari pergi menyusul langkah Draken dan Emma yang sudah sedari tadi berjalan meninggalkannya.

—@—

Terbangun di sebuah ruangan asing dengan bau antibiotik, gadis itu nengerjab-ngerjabkan manik indahnya pelan lantaran silauan cahaya memaksa masuk ketika sepasang kelopak mata berangsur dibuka.

Sekujur tubuh begitu sakit. Menjalar hingga ke ubun-ubun. Merasa ada sesuatu yang membalut kepala, (Name) seketika sadar bahwa beberapa waktu lalu ia sempat hilang kesadaran saat kepalanya terlalu banyak mengeluarkan darah akibat benturan keras pada aspal.

Yah, (Name) ingat. Ia habis kecelakaan.

Dan tentu saja saat ini ia tengah berbaring di atas ranjang rumah sakit. Lengkap dengan selang infus dan perban panjang yang membaluti kepala.

"(Name)-chan?"

Suara familiar memanggil. Ekor mata (Name) melirik ke samping dan mendapati Hina, Takemichi, dan Chifuyu yang baru saja datang bersamaan.

"Kalian?"

Balas (Name) kemudian.

Hina mendekat dan berjongkok di dekat gadis itu. Melihat kedatangan sang teman membuat (Name) jadi reflek ingin duduk namun sayangnya kakinya terasa ngilu dan sakit hingga membuatnya merintih kuat hingga kembali pada posisi tidur.

𝗥𝗘𝗔𝗟𝗜𝗧𝗬╵ˢ.ᵐᵃⁿʲⁱʳᵒᵘTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang