"Morning, Ayah! Bunda!" seru Sada begitu sampai di meja makan, begitu ia keluar dari kamarnya.
Senyumnya mengembang lebar, terlihat begitu ceria mengalahkan tawa matahari yang ada di Teletubbies.
Ia duduk di meja makan dengan sumringah. Icha dan Pasha mengernyit bingung melihat Sada yang tiba-tiba sangat ceria. Padahal sudah sebulan ini wajahnya ditekuk seperti baju lecek.
Tak lama Gentala dan Bara ikut bergabung di meja makan. Mereka duduk dan mengambil nasi goreng yang telah tersedia di sana.
"Ayah hari ini bebas tugas!" ucap Sada sambil nyengir lebar.
Gentala yang hendak menyuap nasi gorengnya langsung terdiam. Ia mendadak deg-degan, salah tingkah sendiri.
Setelah melirik Ayah dan Bundanya yang tampak kebingungan dan malah melirik balik ke dirinya, Gentala akhirnya mengalihkan tatapannya dan melanjutkan suapannya.
"Kenapa gitu?" tanya Pasha dengan bingung.
Icha pun memberikan perhatian penuh menanti jawaban dari Sada.
Sada tersenyum senang. "Sada bareng sama Mas Genta aja!"
Icha dan Pasha langsung ber-oh panjang sambil mengangguk-angguk. Mereka mesem-mesem seraya menatap Gentala seakan menggodanya.
"Masnya udah ngajak baikan maksudnya?" tanya Icha mencoba mengonfirmasi.
Sada nyengir lebar. "Udah. Mas Genta kan nggak bisa loh, Bunda, kalau lama-lama musuhan sama Sada. Kesepian dia!"
"Yeuuuu!!" Seru Gentala sampe nasi goreng di mulutnya nyembur-nyembur ke Sada. Gentala menoyor kepalanya namun Sada cuma cekikikan doang sambil ngelempar balik nasi yang nyembur ke arahnya. "Siapa gitu yang semalem nangis-nangis dateng ke kamar Mas Genta bilang kangen?!"
"Siapa gitu yang kemarin bilang di otaknya cuma kepikiran Sada terus?" balas Sada lalu menjulurkan lidahnya kepada Gentala sebelum akhirnya tertawa senang melihat wajah Gentala yang terkejut hingga salah tingkah.
Gentala kehabisan kata-kata, nggak tahu mau bales apaan. Akhirnya dia hanya mendorong pelan kepala Sada sekali lagi sebelum melanjutkan kembali sarapannya.
"Kalian ngalahin sweetnya Mas Bara sama Sasi lama-lama." celetuk Bara santai.
Gentala dan Sada langsung menoleh dengan raut wajah cemberut. Kedua wajah mereka ditekuk, tidak terima disamakan dengan duo bucin Bara dan Sasi.
"Jijay!" Sahut Sada sambil bergidik geli. "Kalau Mas Bara kalah sweet sama Mas Genta yang nggak ada sweet-sweetnya ini, paling bentar lagi Sasi minta putus. Kalau Sada jadi Sasi sih punya pacar yang kelakuannya nggak lebih baik dari Mas Genta, mending cari yang lain! Mas Genta aja udah di bawah standar pria idaman!"
Gentala kembali menoleh ke arah Sada dan mencubit perut Sada hingga Sada menggeliat kegelian.
"Aaaaww!!" pekik Sada seraya menghindar dari cubitan Gentala. "Sakit, Mas!"
"Jangan banyak ngomong! Telen tuh sarapan, kalau nggak Mas tinggal!" sengit Gentala sambil melotot ke arah piring Sada yang masih belum tersentuh sedikitpun, saking itu anak ngomomg mulu daritadi.
Icha menghela nafas panjang. "Gini, kek. Akur. Jadi rame lagi kan rumahnya. Masa kemarin sebulan sepi banget, cuma Nastiti yang heboh sendiri."
Sada hanya ketawa lebar yang lebih mirip nyengir.
"Mas Genta, cayangnya Sada." ucap Sada sok imut sambil memeluknya dari samping.
Gentala langsung buru-buru mengedikkan bahunya seraya menatap Sada dengan jijik. "Apaan sih?! Lepas, lepas!" serunya sambil menghindar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vortex✔️
RomanceSada benar-benar menginvasi hidup Gentala! Anak manja itu mau apa-apa harus sama Gentala! Gentala nggak boleh kuliah di luar negeri cuma karena Sada--yang dari kecil udah nempel banget sama Mas Genta kesayangannya itu--nggak mau jauh-jauh dari Genta...