Kenyataan

556 66 12
                                    

Happy reading ❤


~●●●~


Baekhyun meremat ujung seragamnya. Dadanya berdegub kencang. Tangannya terulur dan tertarik di depan pintu. Tak berani untuk sekedar mengetuk. Semua keberanian, keangkuhan, dan keteguhannya saat menghadapi Rose pagi tadi seakan menguap terbawa angin. Nyatanya berada didepan ruangan bos nya sudah membuat kakinya gemetar.

"Baekhyun-ssi? Apa yang kau lakukan disini?"

"Ah, sajangnim." Baekhyun kembali meremat ujung rok nya. Matanya berkeliling kekanan ke kikiri. Peluhnya mulai muncul di dahi kecil nya.

"Wae? Ada yang ingin kau bicarakan? Ayo masuklah."

Baekhyun duduk dengan punggung selurus tiang bendera. Tangannya saling bertaut, kakinya tak berhenti bergerak, begitupun matanya.

Kim Minseok hanya memperhatikan itu dengan dahi yang berkerut. Wanita anggun pemilik cafe itu tersenyum lembut. Melihat Baekhyun seperti sekarang membuat hatinya menghangat. Biasanya pegawainya tersebut hanya memiliki sorot mata yang kosong dengan wajah yang datar. Namun sekarang ada binar di mata indah itu. Wajah gugupnya membuatnya terlihat 'normal'.

"Apa kau kurang sehat?"

"Nde?" Baekhyun terkejut saat Minseok tiba-tiba mengajukan pertanyaan. Ia sedang memikirkan bagaimana cara menjelaskan tindakannya kemarin. Baekhyun tak berniat mencari alasan apalagi berbohong.

"Kau bisa mengambil cuti Baekhyun-ssi, kembalilah bekerja hari senin. Kuharap waktu 3 hari bisa membuatmu menjadi lebih baik." Minseok menatap lekat Baekhyun dengan tangan yang saling menumpu diatas meja.

"Ah, tidak perlu. Aku baik-baik saja. Aku akan kemba-"

"Sampai bertemu lagi hari senin. Sekarang silahkan pergi." Minseok mulai berkutat dengan berkas-berkas dimejanya.

"Tapi aku tidak-"

"Sampai bertemu hari senin Baekhyun-ssi!" Minseok menatap tajam Baekhyun dengan memberi penekanan pada kalimatnya.

"Ah, nde. Terima kasih." Baekhyun beranjak dari duduknya dan menunduk dalam. "Aku permisi sajangnim."

Minseok melirik ke arah pintu saat Baekhyun sudah menutupnya kembali. Ia tersenyum sebelum kemudian melanjutkan pekerjaannya.

"Hahh.. dasar anak muda." Gumamnya.

~○○○~

Baekhyun berdiri menatap gedung rumah sakit didepannya. Ia tak tau harus melakukan apa saat senggang seperti saat ini. Dirasa mengunjungi ibunya adalah hal bagus. Ia menarik nafas dalam sebelum melangkah masuk. Ia harus menguatkan hati dan pikirannya saat melihat ibunya. Terutama ada neneknya disana.

-ceklek

"Kau?! Sepertinya kau tak mengerti bahasa manusia eoh?" Nenek Baekhyun sedikit terkejut karena melihat Baekhyun berdiri termenung di depan pintu.

Baekhyun melirik sekilas. Ia tak pernah peduli dengan hinaan wanita tua ini. Kakinya terhenti saat neneknya menghalanginya saat akan membuka pintu.

"Dia tak mau bertemu denganmu lagi. Jika kau tak mau mendengar kata-kataku, setidaknya hargai keputusan anakku."

Baekhyun menatap tajam manik wanita didepannya itu. Tak berniat sedikitpun menjawab ataupun membalas perkataanya. Ia akan menerobos masuk sebelum nenek mengatakan hal yang membuat jantungnya berhenti.

"Dia tidak koma."

Baekhyun menghembuskan nafas jengah. Ada batasan dalam hal bercanda bukan? Dan setaunya hubungan mereka tidak sedekat itu untuk melemparkan candaan.

PROMISE. (CHANBAEK GS) 'END'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang