Aku hanya ingin diakui, sebagai manusia jika bisa. Bukan sebagai sampah tak berguna. Tapi lebih ke sesuatu yang memiliki kehidupan. Apakah setidaknya, pendosa sepertiku tak berhak untuk itu?
Bbh
Chanyeol melihat wajah Baekhyun yang penuh peluh dengan rona merah. Mata sipitnya terpejam kemudian kembali terbuka. Bibir tipis itu juga terbuka sesekali lidahnya menjilat bibirnya sendiri. Chanyeol menelan ludahnya kasar menyaksikan itu semua.
"Enak sayang?"
"Ehm. Ahh.. sangat enakk.. hahh.."
Chanyeol mengambil segelas air dan menyodorkannya didepan Baekhyun.
"Pelan-pelan makan nya."
"Ini sangat enak Chan. Sangat pedas.. haahhh.. kau tidak mau?"
"Ehm. Tidam sayang. Aku kenyang melihatmu makan. Makanlah yang banyak." Chanyeol mengusap kepala Baekhyun lembut.
"Waahh.. ramyeon ini super pedasss..."
Chanyeol tersenyum dengan menggelengkan kepalanya. Bagaimana bisa kekasihnya ini berubah sangat menggemaskan?
Chanyeol melihat Baekhyun yang membersihkan makanannya dan mencuci piring. Ia melihat-lihat rumah itu karena tadi belum sempat melihat-lihat rumah kekasihnya ini sejak masuk.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rumahnya tak terlalu kecil juga tak terlalu besar. Namun memang sedikit berantakan.
"Chan, apa kau keberatan jika aku memintamu untuk menginap malam ini?"
Chanyeol tertegun tentu saja. Sebelumnya kekasihnya itu sangat irit sekali dalam berbicara. Namun hari ini terasa sangat berbeda. Bukannya dia tak suka, hanya saja perubahan kekasihnya itu seperti sedang memendam sesuatu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chanyeol masuk ke kamar Baekhyun. Hanya ada 1 kamar dirumah itu. Sangat sederhana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
