Hujan

529 61 9
                                    

Happy Reading ❤

~●●●~

Baekhyun merenggangkan badannya di depan cafe. Matanya tertutup rapat dengan tangan yang terangkat penuh. Ia sungguh lelah sekarang. Dan yang lebih penting lagi ia sangat merindukan kekasih tampannya.

Sudah 5 hari berlalu sejak tiba-tiba seseorang mengetuk pintu rumahnya tengah malam. Dengan membuat kehebohan di lapangan sekolah dasar karena pendaratan mendadak sebuah helikopter. Perintah tuan muda tentu mutlak meskipun si pilot sedikit menggerutu karena kakinya yang belum sempat menapak tanah.

Malam itu mereka berbagi pelukan hangat di bawah selimut tipis dan kasur keras si mungil. Cukup satu ronde sebelum pria itu kembali menghubungi 'supir' helikopternya untuk menjemputnya di pagi buta.

Sejak malam itu Chanyeol cukup sulit dihubungi. Setelah mengirimkan pesan 'sayang aku merindukanmu' pria itu akan menghilang. Dalam sehari mungkin hanya 3-4x pesan yang terbalas. Sisanya, dibiarkan berkarat sampai keesokan harinya. Jangan salah, komunikasi itu sangat penting bagi pasangan jarak jauh apalagi masih di tahap 'anget-angetnya'. Tidur dengan menggenggam ponsel adalah rutinitas baru Baekhyun. Siapa tau si pria akan menghubunginya tengah malam.

Kembali pada gadis kita yang sedang berdiri menatap tak percaya dengan apa yang dilihatnya di seberang jalan. Tangannya bahkan membeku dengan posisi diatas. Ia menajamkan pengelihatannya, siapa tau itu adalah salah satu ilusi optik yang diciptakan oleh rasa rindunya.

Baekhyun mulai melangkah lebar, cafe sudah mendekati waktu tutup dan tidak ada satupun pelanggan disana. Ia tidak akan khawatir dimarahi karena meninggalkan posisinya. Jalanan juga tampak sepi. Lalu lalang kendaraan bahkan hanya tinggal 2-3 mobil saja perjam, membuat langkahnya semakin lancar tak perlu bersusah payah ke lampu penyebrangan. Si pria menatapnya dengan senyum hangat seperti biasa. Saat si gadis semakin mendekat ia rentangkan kedua tangannya.

Kedua insan itu berpelukan sudah seperti seekor koala dengan batang pohonnya saat tidur siang. Pelukan erat sarat akan kerinduan yang sudah diujung kepala. Seperti biasa si pria akan mengendus nikmat aroma dari surai almond kesukaannya.

"Bogoshipeo. Neomu bogoshipeo"

"Nado." Jawan Chanyeol singkat. Pelukan mereka semakin erat.

"Mengapa sangat sulit menghubungimu eoh?"

"Mianhae..."

"Kau tau, aku sangat merindukanmu. Aku tidak makan dan tidur dengan baik. Aku menunggu kabar darimu. Aku merindukanmu. Sungguh sangat-sangat rindu."

"Arra.. mianhae...."

Baekhyun mengangkat kepalanya, ia mendongak melihat wajah yang sangat ia rindukan.

"Kau kenapa? Apa terjadi sesuatu?" Baekhyun menangkap gurat aneh di wajah kekasihnya.

"Aku hanya lelah sayang."

"Sungguh?"

"Eum.. Sungguh."

"Ayo masuklah, akan kubuatkan kopi untukmu." Baekhyun melepas pelukannya dan menarik lengan Chanyeol untul mengajaknya ke cafe.

"Aku tidak butuh kopi. Aku hanya membutuhkanmu." Chanyeol kembali memeluk tubuh mungil itu. Ekspresinya berubah sendu.

"Aku tidak membutuhkan apapun karena semestaku ada disini." Suaranya lirih sarat akan kesedihan. Ia dekap erat gadis terkasihnya itu seolah hal itu adalah yang terakhir kalinya.

"Chan? Kau baik-baik saja? Apa benar tidak terjadi sesuatu?" Baekhyun menepuk lembut punggung tegap itu yang sekarang terlihat sangat rapuh.

"Aku baik-baik saja sayang. Selama kau ada disini, bernafas seperti ini, aku akan selalu baik-baik saja."

PROMISE. (CHANBAEK GS) 'END'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang