Badai

568 72 15
                                    

Happy Reading ❤

~●●●~

"Anyeong Baek."

Baekhyun yang duduk tenang di bangkunya terusik dengan sapaan wanita 'ular' yang sudah lama tak mengganggunya.

Baekhyun hanya melirik tak minat pada gadis yang berdiri di sampingnya itu.

"Aku menawarkan gencatan senjata." Rose mengulurkan tangannya. Ada senyum yang 'terlihat' tulus di sana.

Sekali lagi, Baekhyun hanya melirik tak minat.

"Kau masih dingin seperti dulu." Rose menarik tangannya kemudian duduk didepan Baekhyun dan menghadap kebelakang.

"Dulu tempat duduk kita seperti ini. Tapi kau berada di depanku. Lalu aku akan memainkan rambutmu sampai tak mendengar Kim ssaem memanggilku. Hahahaa.. sungguh lucu.."

Baekhyun memejamkan matanya rapat.  Mencoba menenangkan diri. Mengabaikan cerita masa lalu yang kembali diungkit oleh Rose, yang terdengar seperti celotehan tidak penting baginya. Tak bisakah gadis ini datang lain kali? Pikirannya sedang kacau. Ia tak ada waktu untuk gencatan senjata atau apapun itu. Ia hanya menginginkan prianya.

"Dulu kita selalu pergi bersama kemanapun." Rose masih terus berceloteh ria. Seolah dia benar-benar merindukan masa lalu yang indah.

"Ah, bagaimana jika malam ini kita juga pergi bersama? Seperti dulu."

Baekhyun mulai memberikan atensinya pada mantan temannya itu. Alisnya tertaut tanda bingung.

"Malam ini?" Tanyanya ragu.

"Eoh. Malam ini. Pesta ulang tahun Chanyeol. Bagaimana jika kita pergi bersama?"

Deg.

Pesta? Ulang tahun? Kekasihnya ulang tahun? Sungguh ia tak tau itu, tapi ada hal yang lebih penting. Ada pesta namun kekasihnya itu malah menyembunyikan diri darinya? Apa yang sudah terjadi pada prianya?

Rose menangkap wajah terkejut Baekhyun. Ia tertawa puas dalam hati, merasa rencananya akan sangat berhasil.

"Wae? Mengapa kau sangat terkejut? Omo! Apa kau tidak diundang?" Rose pura-pura terkejut dan wajah sedih palsunya untuk menunjukkan simpatinya.

Baekhyun tak menjawab. Masih bimbang dengan kebenaran dari perkataan wanita ular itu.

"Ah, aku tau. Kemarikan ponselmu." Rose segera merebut ponsel Baekhyun yang sedari tadi digenggam. Ia mengetik nomornya sendiri disana dan melakukan panggilan telpon pada ponselnya sendiri.

"Jja.. aku sudah punya nomor ponselmu sekarang." Tak lama sebuah pesan masuk di ponsel Baekhyun.

Matanya terbelalak kaget dengan isi pesan yang ia terima. Rose mengiriminya sebuah undangan private yang sebetulnya tidak boleh disebarkan. Tertera jelas di bagian bawah undangan tertulis 'hanya mengijinkan 1 pendamping yang sudah dikonfirmasi.'

"Aku tak tau harus memberikan kado apa pada pria kaya raya itu. Tapi kurasa membawamu kesana akan menjadi kado terindah untuknya. Bagaimana? Kau suka dengan rencana kejutanku?" Rose tersenyum. Mungkin lebih mirip dengan seringai saat melihat Baekhyun mematung dengan memandang undangan yang ia kirim. Ia berani bertaruh bahwa gadis yang mengaku kekasihnya itu tidak diundang.

"Ehm, kau hubungi aku jika kau sudah siap, aku akan menjemputmu. Okay? Aku pergi dulu." Rose melenggang angkuh dengan sebuah langkah kemenangan. Seringai tak luntur dari wajah cantiknya dari tadi.

'Tunggu saja Baek. Kejutan ini sebenarnya untukmu.' Batinnya.

.

.

PROMISE. (CHANBAEK GS) 'END'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang