Yerima terlihat gelisah. Ia duduk tepat di samping Joyka yang cantik dengan kebaya berwarna green forestnya yang cantik. Melihat Yerima gelisah, Joyka diam-diam meraih tangan sahabatnya dan mencoba menenangkan.
"Udah, jangan deg-degan gitu."
"Gimana nggak deg-degan atuh. Ini sekali seumur hidup. Melepas masa SMA yang banyak kenangan."
Joyka menjadi mellow. Ia melengkungkan bibirnya ke bawah. "Sini-sini peyukkk... eh tapi, pilihan mami bagus ya?"
Joyka melihat kebaya yang mereka pakai. Model sama dengan warna yang berbeda. Sejak mengenal Yerima, maminya Joyka serasa punya dua putri. Seringkali mereka dipilihkan baju atau barang kembar.
"Iya. Makasih loh. Malah repot-repot dibuatin kebaya gini."
"Oh ya, kak Juan dateng?"
Yerima menggeleng lemah. "Katanya dikejar deadline. Mahasiswa teknik sipil gitu ya? Sibuk?"
Joyka mengendikkan bahunya. "Nggak tau. Aku nggak nyari tau tentang teknik sipil. Tapi katanya emang sibuk sih."
"Oh ya, jadinya kamu gimana? Jadi di Binus?"
Joyka mengangguk. "Kata kak Egi disana enak. Kak Egi udah ngeracunin aku sama kelebihan-kelebihan kampusnya itu."
"Sekolah kok ikut-ikutan sih," komentar Yeri.
"Untung kamu nggak jadi ambil di Jogja. Untung kamu tetap di sini. Jadi kita masih bisa sering ketemu..."
"Bukan nggak jadi. Tapi gagal."
Yerima tertawa. Ya, bersama Joyka sejenak melupakann kekecewaannya karena Juan tidak datang di acara kelulusannya. Memang hanyalah kelulusan anak SMA. Tapi bagi Yerima itu sangat berarti.
'Padahal dulu kak Juan lulus, aku bawa keluarga buat nemenin acara kelulusan kakak. Masa sekarang aku lulus, kakak nggak bisa nyempetin dateng.'
.
Yerima dan Joyka mengikuti acara kelulusan dengan serius begitu acara dimulai. Para siswa duduk di kelompok depan. Sementara para orang tua melihat dari kursi di belakang para siswa. Dalam acara itu juga diumumkan lima siswa dengan nilai akhir tertinggi dari masing-masing jurusan. Yerima salah satunya. Ia meraih peringkat tiga dari seluruh siswa jurusan IPS. Sungguh sesuatu yang tak disangka. Yerima nilainya semakin naik dan semakin baik saat kelas dua. Saat itu motivasinya agar bisa masuk salah satu kampus di Jogja.
Saat ini, Yerima sebenarnya harap-harap cemas. Gagal SNMPTN. Ia masih menunggu hasil SBMPTN. Semoga ia bisa masuk di kampus yang ia inginkan sekarang.
"Selamat Yerima!!!" Heboh maminya Joyka. Maminya Joyka hadir bersama suami, Sofiya dan Ega. Egi tidak datang karena sibuk bimbingan untuk persiapan sidang skripsi di kampusnya.
"Mami. Anakmu nang kene lho," gerutu Joyka.
"Joyka, selamat ya. Ambu dan abah bahagia. Kamu dan Yerima sudah melewati masa SMA ini dengan sangat baik," ambunya Yerima datang dan memeluk Joyka.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOCOLATE LOVE√
FanfictionApa jadinya jika seorang gadis berdarah Sunda terpaksa menjalani rutinitas baru dengan hidup di ibukota dan bertemu dengan orang-orang baru termasuk orang yang menyebalkan, orang yang menjadi pujaan, dan seorang lagi yang ia dambakan? Semua berubah...