Joyka baru saja turun dari mobil omnya. Ega juga ikut turun untuk mengecek ban mobilnya. Katanya ada yang kurang pas.
"Gimana om?" Tanya Joyka pada omnya yang mengecek ban mobil depan sisi kanan.
"Kayaknya bocor alus ini," ucap om Ega tanpa rasa khawatir berlebih.
"Pagi-pagi mana ada bengkel yang buka om. Terus ini gimana? Om mau ke kantornya gimana?"
Mulai sesi cerewet dari keponakannya. Ega sebenarnya sayang pada Joyka. Tapi lebih sering memamerkan sikap jutek. Tujuannya biar Joyka nggak berani dan nggak cerewet. Tapi nampaknya hal itu sia-sia.
"Udah nggak apa-apa Ka. Nanti om telepon temen om yang punya bengkel. Udah kamu masuk aja sana. Siap-siap upacara."
Joyka tak bergeming. "Om parkir sini aja. Bilang sama pak satpam kalo nunggu mobil derek. Terus om berangkat naik takol."
"Udah nggak usah khawatir gitu. Ini ban juga masih bisa dipake jalan sekilo dua kilo lagi. Paling juga akan ada bengkel yang buka."
"Om Ega! Nanti kalo kenapa-napa di jalan gimana? Aku telponin tante Sofiya juga nih!"
Sabar Ega.
"Joyka?"
"Kak Tama?" Joyka tersenyum cerah ketika Tama berhenti dan menyapanya.
"Kenapa?" Tama turun dari motornya dan mendekati Joyka.
"Mobil om Ega katanya bocor bannya. Tapi disuruh naik takol nggak mau."
"Kamu selalu berlebihan Ka. Jangan suka overthinking kaya tantemu. Udah om berangkat dulu. Nanti pasti ketemu bengkel di depan sana."
"Satu kilo lagi ada bengkel kenalannya papa, om. Kalo mau, coba saya hubungi gimana, om?"
Ega menatap Tama sesaat lalu mengangguk. "Punya kontaknya? Udah buka emangnya?"
"Belum om. Biasanya buka jam delapan. Tapi rumahnya ya di bengkel itu. Coba saya teleponkan."
Ega mengangguk. Menunggu kabar dari Tama yang saat ini sedang berbincang dengan seseorang. Tama mengangguk beberapa kali dan mengucapkan terimakasih.
"Udah om. Ditunggu katanya. Lurus aja. Namanya Anugrah Bengkel."
Ega mengangguk. Menepuk bahu Tama dan berterimakasih.
"Ya sudah. Kalian masuk sana. Persiapan upacara."
Joyka mengangguk. Ia salim pada omnya itu sebelum masuk ke sekolah.
"Ika, topimu lupa!" Seru Om Ega yang membuat Joyka belari kecil kembali pada omnya itu.
"Om ih. Dibilang Joy ya Joy."
Ega terkekeh. Ia memakaikan topi pada keponakan istrinya itu lalu kembali masuk ke mobil. Sementara Joyka berlari masuk ke area sekolah. Merasa malu.
"Padahal kalo dipanggil Ika juga lucu," gumam Tama lalu kembali menyalakan mesin motor dan menuju tempat parkir.
.
Saat istirahat usai, Yerima keluar dari ruang radio. Hari Senin bukan jadwalnya tapi Juan mengajaknya tukar hari dengan kelompok lain karena hari rabu Juan tidak bisa. Entah ada urusan apa yang jelas urusan itu ada kaitannya dengan osis.
Juan dan Yerima mendapat dispensasi sepuluh menit untuk makan dan minum. Setelah itu kembali ke kelas. Juan mengajak Yerima makan di kantin. Gadis itu rupanya membawa bekal.
"Satu untuk kakak. Kata teteh gitu tadi."
Juan yang sudah berniat berjalan untuk memesan makanan, akhirnya kembali duduk setelah ia memesan es teh.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOCOLATE LOVE√
FanficApa jadinya jika seorang gadis berdarah Sunda terpaksa menjalani rutinitas baru dengan hidup di ibukota dan bertemu dengan orang-orang baru termasuk orang yang menyebalkan, orang yang menjadi pujaan, dan seorang lagi yang ia dambakan? Semua berubah...