Papa Sakit

330 43 9
                                    

Setelah sekian lama tak tahu jalan pulang, akhirnyaaaa~~~~😚

Btw ramein dong!!😉😉

"Malica, sini dulu! Keluar bentar!" Panggil Kak Uli, selaku pembimbing kontestan Idol. Malica yang tengah duduk melingkar bersama kontestan lain pun mendongak mendengar namanya dipanggil.

"Iya kak?" Tanya Malica, berdiri menghampiri Kak Uli yang menunggunya di depan pintu. Mahesa yang juga tengah duduk melingkar di sebelah Malica pun memperhatikan Malica yang berjalan dengan raut bertanya.

"Kenapa, kak?" Tanya Malica, menatap kak Uli kebingungan. Uli menarik tangan Malica agar menjauhi pintu.

Uli menyerahkan ponsel miliknya, menampilkan layar percakapan antara dirinya dengan Mahalini, orang tua dari Malica.

Mahalini (Mama Malica)

Assalamualaikum kak Uli

Papa nya Malica lagi sakit

Sekarang otw RS

Boleh ga Malica nya saya jemput buat semingguan atau beberapa hari dulu?

Deg

Jantung Malica berdetak kencang membaca pesan tersebut. Ia menatap ka Uli, menyerahkan ponsel tersebut, dengan raut wajah sedih tak tergambarkan.

"Malica mau ke RS?" Ka Uli bertanya dengan memegang pundak Malica yang terlihat rapuh sekarang, sehabis mendengar kabar tersebut. Malica mengangguk dengan lemah, matanya kini berair memikirkan sang papa.

"Oke, kamu siap-siap! Bentar lagi, mungkin supir kamu jemput." Titah Kak Uli, membuat Malica membalikkan badannya, menuju kamar nya sekarang.

Di lain sisi, Mahesa yang menyadari Malica sudah cukup lama pergi pun, berinisiatif menghampiri Malica, mencari tahu apa yang terjadi.

"Coach, saya izin ke kemar mandi bentar." Mahesa mengucapkan izin pada seorang pelatih vokal mereka sekarang, dan diperbolehkan.

Mahesa melangkahkan kakinya menuju koridor hotel, dan nihil, ia tak melihat Malica di sana. Kakinya pun melangkah menuju lorong kamar Malica, hanya memastikan apakah Malica ada di sana.

"Hiks hiks hiks, pa.."

Suara tangisan lirih terdengar di telinga Mahesa, membuat Mahesa menghampiri sumber suara. Dari belakang, ia melihat Malica yang tengah terduduk di kursi panjang depan kamarnya, menutup wajahnya dengan kedua tangan. Mahesa duduk di sebelahnya. Menyadari seseorang tengah duduk di sebelahnya, Malica pun mendongak melihat Mahesa, menghapus air matanya yang jatuh di pipinya, sehingga membuat wajahnya sembab kali ini.

"Eh? Mahes?" Malica mengusap air matanya, Mahesa ikut mengusap air mata Malica dengan satu tangannya.

"Kenapa?" Tanya Mahesa lembut, Malica menggeleng, menutupi apa yang ia rasakan sekarang.

"Kenapa, Lic?" Tanya Mahesa lagi, namun Malica lagi-lagi hanya menggelengkan kepalanya.

"Kenapa? Coba cerita." Mahesa memegang pundak Malica, menyalurkan kekuatan di sana. Malica yang memang sedang menahan kesedihannya sekarang pun tak bisa membendung air matanya lagi. Ia kembali meneteskan air matanya di hadapan Malica, sedikit membuat Mahesa terenyuh.

"P-papa aku lagi di RS sekarang,"

Malica mengucapkannya dengan isakan, sedikit terbata. Mahesa mengusap pelan punggung Malica.

"D-d-dia sakit."

Malica kembali berucap dengan susah payah, tak kuasa mengingat sang papa yang tengah terbaring lemah di rumah sakit. Mahesa menenangkan Malica dengan membawa kepala Malica ke pundaknya, dengan Malica yang masih terisak.

MALICA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang