"Mami, nanti aku ikut?" Tanya Malica pada sang mama yang tengah membenarkan kemeja sang suami.
"Ikut lah kak. Nanti ada anak-anak dari temen Idol mami juga." Jawab Mahalini, menatap Malica sebentar.
"Emang kakak kenapa?" Nuca bergantian menatap Malica.
"Ga papa sih pah!" Balas Malica cepat.
"Ya udah, sana kak! Siap-siap!" Titah Mahalini menyuruh sang putri agar lekas bersiap.
"Ih mami! Udah dari tadi kali! Ini aku udah catokan gini!" Balas Malica mengerucutkan bibirnya kesal.
"Haha! Bercanda sayang!" Balas Mahalini terkekeh geli menatap tingkah sang anak.
Setelah selesai bersiap, kini Mahalini dan suami juga kedua anaknya bergegas menuju kediaman Samuel Tiara yang memang sedari dulu sudah menjadi tempat berkumpul.
"Cie adek! Nanti ketemu Icha!" Goda Malica pada sang adik yang tengah memainkan gitar yang terdapat di mobil sang papa. Rizky menoleh, lalu tak menghiraukan ledekan sang kakak. Mahalini dan Nuca yang mendengar itu pun sontak tertawa.
"Cie kakak! Sama Mahesa!" Mahalini menggoda balik Malica.
"Ngga mi, ih!" Elak Malica menggelengkan kepalanya.
"Malica sama papa aja ya!" Nuca menambahkan dengan menaikkan alis sebelah kanannya, menghadap belakang, ke arah sang anak.
"Yeu si papa! Inget umur pah!" Mahalini berkata sembari menyenggol lengan Nuca yang tengah menyetir secara perlahan.
Sebuah panggilan video dari ponsel Mahalini pun menginterupsi keempatnya. Dengan cepat, Mahalini menekan tombol angkat, dan tertera nama 'Mas Axel' disana.
"Halo? Assalamualaikum!" Sapa Axel dari seberang sana.
"Walaaikumsalam!" Balas Mahalini.
"Mana Malica?" Tanya Axel, bertanya tentang Malica.
"Heh! Ora sopan kamu ya! Ini tuh kan kontak aku! Ngapain kamu nanyain Malica?!" Balas Mahalini dengan nada galak, tengah bergurau.
"Biarin! Orang aku mau cari ponakan aku! Wlee!" Ledek Axel dengan mengulurkan lidahnya.
"Halo pakde!" Malica yang mendengar namanya disebut, sedikit memajukan badannya agar bisa masuk ke layar panggilan video tersebut, sembari melambaikan tangannya.
"Halo cantik!" Balas Axel dengan antusias.
"Malica main sini ke Surabaya! Nanti pakde ajarin main drum!" Ucap Axel membuat Nuca dan Mahalini terkekeh geli.
"Udah bisa dia, mas!" Nuca mengeraskan suaranya agar terdengar oleh sang kakak.
"Bisa juga?" Tanya Axel menatap Malica. Malica hanya mengangguk mengiyakan.
"Ih, Nuc! Apa seh yang ga dua anakmu bisa? Heran deh! Itu si Rangga sama Dania kayanya bisa nya ngabisin duit aku mulu!" Balas Axel dengan sedikit kesal mengingat kedua anaknya.
"Hush! Ga boleh gitu loh kamu!" Balas Mahalini mengingatkan Axel.
"Dah ah ga penting! Bye, mas Axel! Assalamualaikum!" Ucap Mahalini sebelum mengakhiri panggilan tersebut.
"Walaaikumsalam!"
Tut!
"Aneh-aneh aja kakakmu mas! Dari dulu ga pernah berubah!" Mahalini berkata sembari menggeleng pelan, mengingat tingkah Axel yang tak berubah sedari dulu.
"Emang pakde gitu, mi?" Tanya Malica penasaran.
"Iya! Dari dulu!" Balas Mahalini mengiyakan pertanyaan sang anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALICA (On Going)
Teen FictionDia, Malica. Seperti namanya, yang berarti 'ratu'. Dengan kehidupan sempurna yang dimilikinya, membuat ia bisa dengan mudah menggapai apa yang ia inginkan. Sampai suatu hari, ia bertemu dengan Mahesa, laki-laki dingin berhati batu, yang membuat ia...