Fan meeting

276 40 18
                                    

Huii wkwkwkwkw kaget ga 😝
.
.
.

"Mas, mas lagi ngapain?" Mahalini bertanya pada Nuca yang tengah berkutat dengan berkas-berkas pekerjaan di tangannya. Nuca menoleh mendapati Mahalini yang duduk di sampingnya membawakan segelas susu coklat hangat kesukaannya sedari dulu.

"Lagi rekap bentar, mi." Balas Nuca dengan senyuman hangat yang selalu ia pancarkan pada sang istri.

"Masih lama banget, mas?" Tanya Mahalini lagi.

"Ngga, ini udah kelar kok dikit lagi." Balas Nuca menggeleng, kembali berfokus pada pekerjaannya. Mahalini meletakkan gelas berisi susu coklat hangat yang tadi ia bawa ke meja, lalu menyenderkan kepalanya pada pundak Nuca, dengan tangan yang juga melingkar di tangan kiri Nuca yang kosong.

"Mas, aku mau ngomong tau!"

Nuca menoleh sedikit menatap ke bawah, memperhatikan wajah istrinya lekat.

"Ngomong apa?" Tanya Nuca yang kini dengan nada penasaran. Nuca pun segera merapikan berkas-berkas pekerjannya agar dapat mendengarkan apa yang ingin sang istri bicarakan. Setelahnya, Nuca kembali duduk bersama Mahalini dengan segelas susu coklat hangat di tangannya.

"Mas minum dulu, ya." Nuca berkata sebelum meneguk susu coklat hangat tersebut. Mahalini mengangguk, dan memegangi rambut tebal Nuca yang sudah terdapat beberapa bagian berwarna putih.

"Ih, mas! Mas ubanan, ya?" Mahalini bertanya pada sang suami yang masih meneguk susu coklat di tangannya. Nuca berhenti minum sejenak, memperhatikan Mahalini.

"Oh iya?" Balas Nuca dengan santai, tak terlalu pusing akan hal itu. Baginya, mungkin memang sudah waktunya ia memiliki rambut putih.

"Iya, mas! Ini! Tapi dikit aja kok!" Mahalini membalas mengiyakan.

"Tapi mas tetep ganteng, kok! Mau rambut mas putih semua juga aku tetep sayang sama mas!" Mahalini menambahkan dengan memeluk Nuca erat dari samping. Nuca tersenyum dalam posisi masih meminum susu coklat nya, lalu dengan segera menghabisi susu coklat tersebut tanpa sisa.

"Seriusan tetep ganteng?" Balas Nuca sedikit tak percaya. Setelah menghabiskan susu nya, Nuca pun meletakkan gelas yang sudah kosong pun ke atas meja dengan Mahalini yang masih memeluk dirinya. Nuca pun membalas pelukan tersebut juga dengan erat. Kini, keduanya saling berpelukan erat.

"Mas akan selalu ganteng bagi aku, beneran!" Mahalini berucap dengan sangat yakin, tak ada keraguan di setiap kalimatnya. Nuca mengangguk tersenyum. Ia jelas tahu jawaban apa yang akan Mahalini berikan.

"Tapi mas ga yang paling ganteng!"

"Terus?" Tanya Nuca penasaran.

"Kan yang pertama papa aku, papa Aru, mas, baru adek!" Jelas Mahalini membuat Nuca yang tadi sudah sempat berpikir buruk pun mengangguk paham.

"Mas, aku boleh tanya?" Mahalini melepas pelukannya agar dapat menatap lekat bola mata pekat suaminya.

"Boleh, tanya aja." Jawab Nuca.

"Tapi janji ya ga marah? Mas mah! Nanti marah!" Mahalini berucap dengan sedikit takut Nuca akan marah padanya.

"Ngga lah, kenapa harus marah? Emang mau nanya apa sih, mi?" Nuca berkata dengan lembut agar Mahalini mau menyampaikan pertanyannya.

"Ah ga mau ah! Mas mah nanti marah!" Mahalini menggeleng. Nuca bersiap untuk memberikan jurus jitu miliknya yang selalu ia andalkan, ia menyiapkan jari telunjuknya yang akan ia gunakan untuk menggelitik Mahalini, kebiasaan yang selalu ia lakukan sedari mereka masih muda dan pernah menjalin hubungan dahulu.

MALICA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang