"Kaaaak! Liat ih ini cepet!" Mahalini memanggil anaknya dengan setengah berteriak membuat Malica yang tengah memainkan gitar di sebelah papa nya pun menoleh.
"Kenapa, mi?" Tanya Malica, beranjak dari duduknya, melihat layar ponsel mamanya yang tengah memperlihatkan sebuah poster audisi di salah satu ajang pencarian bakat.
"Ini ikut kak!" Mahalini berkata yang juga membuat Nuca melirik apa yang terlihat di ponsel tersebut.
"Mau kak?" Tanya Nuca, melirik anaknya yang tengah memperhatikan layar ponsel sang mama.
"Mau banget, mi! Ini impian aku dari dulu!" Balas Malica antusias.
"Boleh kan pa?" Malica bertanya pada sang papa dengan sedikit memohon. Nuca menepuk pelan sofa memerintah putrinya untuk duduk di antara Mahalini dan dirinya.
"Kakak mau ikut?" Tanya Nuca, mengelus pelan rambut panjang anaknya. Malica mengangguk.
"Bolehin lah pah!" Bujuk Mahalini pada sang suami.
"Boleh ga ya?" Nuca menatap jahil anaknya.
"Boleh sih pah, please!" Rayu Malica dengan melingkarkan tangannya di perut sang papa, berupaya membujuk. Nuca memasang tampang berpikir.
"Boleh, tapi dengan satu syarat!" Nuca membalas, yang membuat Malica melepaskan pelukan diperut sang papa.
"Apa, pah?" Tanya Malica.
"Kakak harus giat latihan, terus juga harus bisa banggain mami papa!" Ucap Nuca yang membuat Mahalini tersenyum.
"Pasti pah! Kakak janji!"
*****
Setelah melakukan sederet latihan, hari ini adalah hari dimana audisi Indonesian Idol dilakukan. Mahalini, Nuca dan Rizky berniat untuk mengantarkan Malica untuk menunjukkan bakat menyanyinya itu. Kini, mereka tengah berada dalam perjalanan menuju studio RCTI.
"Kak, semangat ya! Pasti bisa!" Ucap Mahalini, menyemangati sang anak dengan sumringah.
"Makasih, mi!"
"Mau nyanyi lagu apa emang, kak?" Tanya Nuca, menatap putrinya dari kaca mobil.
"Lagu mami papa!" Balas Malica antusias.
"Pasti keren!" Nuca menoleh memberi jempolnya.
"Aamiin!" Balas seisi mobil mengaminkan perkataan Nuca.
****
"Untuk nomor urut 2916 silahkan masuk!" Ucap crew yang bertugas memanggil nomor urut peserta. Malica yang memang memiliki nomor urut tersebut pun segera berdiri ingin memasuki studio audisi. Tetapi, sebelum itu ia menyalami kedua orang tuanya dan juga adiknya yang setia menunggu dirinya.
"Mi, doain!" Ucap Malica, memeluk Mahalini.
"Pasti sayang!" Balas Mahalini, mencium pipi dari sang anak. Kini, Malica bergantian memeluk papanya yang berdiri disamping Mahalini.
"Pa, doain!" Malica memeluk Nuca erat, yang dibalas pelukan erat juga oleh Nuca, sembari mencium aroma rambut putrinya.
"Adek, doain ya!" Terakhir, Malica memeluk adiknya singkat.
"Good luck, kak!" Balas Rizky menepuk pelan punggung kakaknya. Setelah itu, ia pun langsung memasuki ruang audisi yang sudah terdapat beberapa dewan juri.

KAMU SEDANG MEMBACA
MALICA (On Going)
Novela JuvenilDia, Malica. Seperti namanya, yang berarti 'ratu'. Dengan kehidupan sempurna yang dimilikinya, membuat ia bisa dengan mudah menggapai apa yang ia inginkan. Sampai suatu hari, ia bertemu dengan Mahesa, laki-laki dingin berhati batu, yang membuat ia...