Congrats, Malica!

330 39 15
                                    

Setelah berada di babak 3 besar, dengan hanya menyisakan tiga finalis yang akan maju menjadi pemenang Indonesian Idol 2042, Malica beserta Mahesa dan Dannie, kini tengah bersiap untuk kembali di panggil ke atas panggung guna mengetahui siapa yang menjadi juara satu.

"Lic, kenapa deh?" Tanya Dannie yang melihat gelagat gugup dari Malica. Malica mendongakkan kepalanya, menatap Dannie yang terlihat sangat santai, berbeda dengan dirinya.

"Gapapa Dan, aku agak takut aja." Balas Malica.

"Sans, Lic! Paling-paling juga lo atau ga Mahes yang juara 1!" Dannie menepuk pelan pundak Malica, lalu pergi meninggalkan Malica sendiri di ruangan tersebut. Kini, Malica tengah sendiri dengan hati yang tak henti-hentinya berdoa, meminta pertolongan dari Sang Kuasa.

"Bismillah Ya Allah, biar bisa banggain mami sama papa!" Ujar Malica dengan penuh harap. Ia tak ingin mengecewakan kedua orang tuanya yang sudah berjuang mewujudkan keinginannya menjadi penyanyi ternama.

Cklek

"Lic."

Malica mendongak ke arah Mahesa yang baru datang karena baru saja selesai tampil. Terlihat, rambut Mahesa yang sedikit basah karena keringat, namun malah menambah kesan tampan yang laki-laki Bali itu miliki.

"Kenapa, Lic?" Tanya Mahesa, kini dengan mengambil kursi dan duduk di hadapan Malica.

"Gapapa kok, Sa. Aku lagi gugup aja sekarang." Balas Malica, Mahesa pun dapat mendengar nada gugup yang dirasakan Malica sekarang.

"Oh gitu?"

"Mau es krim stroberi?" Tanya Mahesa menawari.

"Ga usah Sa, dikit lagi juga kelar kan, aku gapapa kok."

Mahesa mengusap-usap rambut Malica yang dirias sedemikian rupa, membuat jantung Malica berdetak kencang tak karuan sekarang.

"Kenapa? Kamu takut?" Tanya Mahesa lagi, membuat Malica dengan sendu mengangguk.

"Takut kenapa, Lic?"

Malica mulai menceritakan apa yang ia rasakan pada Mahesa sekarang.

"Ya takut aja Sa, aku ga pengen bikin mami sama papa aku kecewa, takut banget." Malica menundukkan kepalanya, kini Mahesa mengangguk paham.

"Pasti kamu bikin mereka bangga kok Lic,"

"Sekarang gini aku tanya deh, emang ada Tante Lini sama Om Nuca pernah ngomong kamu harus juara 1?"

Malica terdiam dengan otak yang mengingat. Dan benar saja, ia tak pernah mendengar kedua orang tuanya meminta ia harus meraih juara satu.

"Dengan kamu ada di top 3 aja mereka udah seseneng itu, Lic." Tambah Mahesa lagi, membuat Malica kini sedikit lebih lega. Perkataan Mahesa ada benarnya juga. Ia tak harus berpikiran negatif akan hal yang belum tentu terjadi.

"Makasih, Sa!" Ujar Malica senang, kini dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

"Gih, sana! Samperin keluargamu, udah nunggu di luar mereka, jangan lupa minta doa!" Mahesa mengingatkan.

"Kamu ngga?"

"Eh, maaf Sa!" Menyadari kini ia telah salah bertanya, dengan cepat Malica meminta maaf pada Mahesa.

"Ada yang dateng kok, nanti ajik ku dari Bali dateng, Lic." Balas Mahesa tak terlalu pusing atas pertanyaan tersebut. Ia tahu, Malica hanya tak sengaja bertanya.

"Oh gitu?"

"Oke, aku keluar dulu, ya?" Malica berpamitan pada Mahesa. Mahesa pun mengangguk dengan tersenyum. Malica beranjak dari duduknya, namun sebelum ia pergi, ia sempatkan diri nya untuk memeluk singkat tubuh Mahesa yang tengah duduk.

MALICA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang