*****
☬ 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 ☬
"Aya tungguin," teriak Elina saat melihat Ayara berjalan sendiri di koridor.
Kening Elina mengerut saat Ayara tidak merespon teriakannya, Elina berjalan sedikit berlari menghampiri sahabatnya itu.
"Ayara," panggil Elina menepuk pundak Ayara.
Ayara tersentak kaget dan menatap Elina. "Elina bikin Aya kaget Aja, untung Aya gak punya penyakit jantung," ujar Ayara mengelus dadanya.
"Aya kenapa? Kok ngelamun dari tadi? Mana gak liat jalan lagi, kalau jatuh nanti gimana?" Omel Elina.
"Aya melamun ya?" Tanya Ayara mengaruk kepalanya yang tak gatal.
"Astagfirullah Aya, kalau ada masalah cerita aja sama Elina," ujar Elina.
"Di kelas aja ya," ujar Ayara di angguki oleh Elina.
Mereka berdua berjalan menuju kelas, kedua nya memasuki kelas yang masih sepi namun seseorang telah duduk di bangku yang berada di depan meja Elina.
"Sinta? lo udah datang? Cepat banget," ujar Elina berjalan menghampiri Sinta dengan Ayara yang berada di sampingnya.
Sinta yang tadinya melamun, sedikit tersentak dan berbalik menatap Elina dan Ayara yang berjalan menuju ke arahnya.
"Pengen aja datang pagi-pagi," ujar Sinta tersenyum.
"Yakin?" Tanya Elina memastikan.
"Iya El," ujar Sinta meyakinkan. "Kalian berdua kenapa datang cepat?" Kini Sinta mulai bertanya.
Elina duduk di tempatnya dan menarik Ayara ikut serta untuk duduk.
"Gue tadi niatnya mau pergi bareng Aya jemput dia, tapi aunty Liana bilang kalau Aya udah pergi duluan kesekolah, yaudah gue takutnya ada apa-apa sama Aya, gue cepat nyusul deh," ujar Elina.
"Sekarang cerita Aya lo kenapa?" Ujar Elina menatap Ayara begitu pun dengan Sinta.
"Kemarin Aya nginap di rumah Rangga, itu karna mama Aurel yang minta, Aya gak enak kalau nolak." Ujar Ayara menjeda sedikit. "Kemarin pagi Aya mau bangunin Rangga untuk sarapan tapi Rangga nelfon sa-sama pacarnya," ujar Ayara tersenyum dengan matanya yang berkaca-kaca.
"Aya udah lama gak pernah dengar Rangga bicara selembut kemarin, Aya pengen Rangga juga selembut itu sama Aya." Ujar Ayara masih tersenyum.
"Rasanya sakit juga ya," ujar Ayara dan akhirnya air mata yang Ayara tahan sejak tadi kini turun membasi pipi manis Ayara.
Elina memeluk Ayara dari samping dan mengelus punggung Ayara dengan begitu lembut. "Dari awal aku udah bilang Aya, cukup sampai sini aja gak usah lanjutin lagi,"
"Tapi Aya mau," ujar Ayara pelan.
Elina melepaskan pelukannya dan menatap Ayara. "Itu akan buat hati kamu makin sakit Ayara,"
"Sampai kapan lagi Ayara, lo mau nunggu pacar Rangga datang dan buat lo makin sakit lagi?" Ujar Sinta.
"Rangga sayang kok sama Aya," ujar Ayara menghapus air matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rangga cruel boy [Terbit]
FanfictionApapun akan gue lakuin untuk ngelindungin orang yang gue cinta, termasuk bertumpah darah sekali pun. 𝙍𝙖𝙣𝙜𝙜𝙖 𝙀𝙧𝙖𝙣𝙙𝙤 𝘿𝙖𝙭𝙩𝙚𝙧𝙫𝙣 Terima kasih untuk semua lukanya, semoga ini menjadi yang pertama dan terakhir untukku 𝗠𝗲𝗹𝗼𝗱𝘆 𝗔𝘆�...