Tired

967 70 5
                                    

Happy Reading ❣

Jisoo pov

Aku berlari cepat walau suho terus meneriaki namaku, sudahlah aku tak ingin berurusan lagi dengannya. Kufikir dia pria baik dan tulus nyatanya dia malah merendahkanku seperti tadi. Sakit sekali rasanya, mendengar ucapan pedas seperti itu. Dia belum jauh mengenalku tetapi kenapa dia bisa menyimpulkan kalau aku bukan wanita baik-baik. Aku memang berasal dari kalangan biasa atau bisa dibilang kalangan rendah, tetapi aku masih punya harga diri. Tega sekali!

Deraian air mata selalu merintik dipipi mulusku,walau aku sudah coba untuk menghapusnya berulang-ulang tetapi tetap saja butiran kristal itu terus berjatuhan. Banyak orang yang melihatku dengan tatapan bertanya tetapi aku hanya bisa menunjukkan fake smile-ku. Aku cuma mau kasih tunjuk ke mereka kalau aku baik-baik saja dan tak ada yang perlu dikahwatirkan.

Saat aku ingin meraih knop pintu ruanganku, tiba-tiba ada yang menepuk bahuku. Tentu aku hafal siapa orang itu, dan benar saja saat aku berbalik aku melihat keempat sahabatku yang tengah menatapku dengan lembut. Aku tahu mereka pasti ingin mendengar semuanya atas kejadian kemarin. Tetapi aku...?

"Ji, please tell us everything" Lidahku terasa kelu saat mendengar permintaan itu. Aku menatap mereka dengan tatapan sendu, hatiku tengah sakit akibat sayatan lidah tajam dan sekarang aku harus menceritakan yang sebenarnya? Dari awal memang aku tak bermaksud untuk menutupi apapun, hanya saja aku ingin menjaga hati suho agar tak sakit karena melihatku bersama seorang pria tanpa status dan sekarang semuanya malah jadi kacau seperti ini.

"Eonni, apa kau habis menangis?" Aku hanya diam saat nayeon bertanya lalu aku mengizinkan mereka semua untuk masuk kedalam ruanganku. Walaupun aku belum terlalu siap untuk menceritakannya, tetapi untuk apa terus ditutupi? Tidak ada untungnya juga.

"Banyak pertanyaan dibenakku tentang kau yang pindah entah kemana dari apartemenmu, terus kemarin tuan seokjin datang kemari untuk memberi kabar kalau kau sedang sakit, dan lagi sekarang kenapa kau menangis? you have a problem, ji?" Aku bingung harus mulai dari mana, kepalaku terasa ingin pecah sekarang.

"Aku... Janji akan ceritakan semuanya tapi beri aku waktu" Ujarku pelan.

Para sahabatku hanya mengangguk lalu memeluk erat tubuhku. Pelukan mereka benar-benar hangat, sampai membuatku menitikan air mata. Aku sangat beruntung bisa bertemu dengan mereka, keempat wanita yang menyayangiku dengan tulus layaknya keluarga. Tuhan memang mengganti orang-orang yang sudah hilang entah kemana dengan yang baru. Dan aku selalu percaya itu, Tuhan tidak tidur dan selalu melihatku dengan senyuman lembut. Tuhan tahu aku kuat maka dari itu aku selalu diberi ujian agar naik kelas.

💐

"Ututu sayang, kalau kau sudah besar pasti akan tampan seperti dady" Bayi lelaki polos dengan mata besarnya langsung terkikik geli mendengar ucapan seokjin. Walaupun ia belum mengerti tetapi apa yang dady-nya ucapkan cukup membuat hatinya tergelitik. feeling seorang bayi mungkin.

"Kau tahu? Aku sangat iri padamu. Aishh kalau dilahirkan kembali aku juga ingin jadi bayi, biar selalu dicium oleh momy ji" Heuningkai menendang-nendang kakinya, wajah seokjin sangat imut menurutnya ketika cemberut seperti itu.

"Tata tata tata, kamu mau bicara apa emm..." Seokjin mencium pipi dan bibir heuningkai gemas ketika melihat mulut bayi itu bergerak-gerak seolah ingin bicara.

"Hyung" Seokjin yang tengah duduk disofa dengan heuningkai yang berada dipangkuannya hanya memutar bola matanya malas, ketika melihat seorang pria yang sempat dihajarnya kemarin tengah menyembulkan kepalanya dipintu. Seolah meminta izin untuk masuk.

[3]Love You My Dokter Kim--JINSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang