What is love?

1K 74 17
                                    

Happy Reading ❣

"Ji... Hiks" Pria tinggi itu datang dan memeluk jisoo dengan pipi yang basah.

Jisoo memutar tubuhnya lalu menghapus liquid bening itu, memeluk tubuh besar itu guna menenangkan.

"Don't go... i love you. I can not live without you" Jisoo mengecup bibir itu singkat, ia sudah memikirkan dengan matang untuk coba berdamai dengan masa lalu dan tak akan pernah meninggalkan pria manja ini.

"I will not go~" Seokjin menatap manik tenang milik jisoo, menampilkan senyuman lebarnya lalu mengedipkan kedua matanya lucu. Persis sekali seperti heuningkai.

"Really?" Jisoo mengangguk.

"Tidurlah, hari sudah larut" Ucapnya sambil terus mengusap surai hitam pria itu.

💐

Sang surya memancarkan sinarnya untuk menerangi sebagian bumi. Wanita cantik ini baru selesai mandi, pria itu sudah tidak ada mungkin sudah turun fikirnya. Menatap bayangannya sendiri dari pantulan cermin, melihat bagaimana kondisi lehernya yang sudang sangat parah. Bercak merah itu pasti akan sulit untuk dihilangkan, ia membuka tiga kancing kemejanya lalu menghela nafas kembali saat melihat bercak merah itu disekitaran dadanya. Pria itu bajingan sekali, lantas kembali mengancingkannya seperti semula.

"Ayolah jisoo, kau harus bisa berdamai dengan dirimu sendiri" Ujarnya.

Ruang makan terasa sangat hening, tidak ada suara dentingan sendok atau semacamnya. Mereka masih bergelut dengan fikiran masing-masing, mencoba untuk menghalau fikiran negatif.

Suara langkah kaki seseorang mampu membuyarkan fikiran masing-masing, semua orang yang ada diruang makan langsung berdiri menghadap wanita itu.

"Selamat pagi" Sapa jisoo ceria.

E-eonni" Jennie berlari menuju wanita itu lalu memeluknya erat, seolah tidak ingin melepaskan.

"Apa kau akan berdamai dengan semua ini dan tak akan menghindari kita semua?" Jisoo mengangguk.

"Yah, mungkin ini keputusan yang sangat tepat untuk ku ambil dan aku ingin mengucapkan welcome back untuk kau dan taehyung" Jennie kembali memeluk jisoo, menyalurkan rasa rindu. Jennie butuh sosok seperti jisoo, yang selalu ada dan dewasa.

"Benarkah, soyaa? Kau akan menerima kami semua kembali?" Jisoo mengukir senyum lantas mengangguk kecil.

Taehyung memang sejak malam menginap, menemani jennie yang masih menangis tersedu-sedu. Ia tidur dikamar tamu setelah jennie terlelap. Karena tidak mungkin ia meninggalkan jennie dengan mata masih terbuka, yang ada wanita mungil itu semakin menangis.

"Chagi-aa" Seokjin menarik pinggang gadis itu begitu saja, sehingga membuat satu ruangan hening dan kembali bersuara saat ada seorang pria yang sedang terisak kecil.

"Hiks... Kau janji tak akan pergi" Jisoo memegang tangan seokjin yang melingkar di perutnya, menarik nafas lalu membuangnya pelan.

"Aku janji" Balasnya.

"Oppa!!" Seokjin dan jennie saling bertatapan dengan tatapan dingin dan menusuk. Jennie masih ingin melepas kerinduan dengan jisoo, tetapi seokjin? Pria itu masih ingin bermesraan dengan wanita yang semalam hampir ke permainan inti dengannya.

"Sanalah kau duduk! Sekalian saja kau pulang ke New Zealand dan tak usah kembali!!!" Jennie bersedekap dada, mencoba menahan air matanya sekuat mungkin. Jennie memang tipe wanita yang sensitif, sekali disenggol air matanya langsung meluruh.

[3]Love You My Dokter Kim--JINSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang