Choi Heuningkai

1.4K 103 11
                                    

Happy Reading ❣

Kedua orang tua naeun sedang berada di ruangan jisoo untuk menunggu hasil tes kesehatan naeun bulan ini. Apakah kondisi naeun membaik atau sebaliknya?

Jisoo kembali membawa selembar map yang baru saja ia ambil dari lab. Jisoo mendudukkan dirinya di bangku kebesarannya dan mulai menjelaskan sesuatu tentang penyakit kanker yang setiap harinya menggerogoti tubuh anak kecil itu.

"Dari hasil lab ini, kanker di tubuh naeun memang termasuk yang ganas. Tetapi nyonya dan tuan tenang saja. Naeun itu anak yang kuat dan tidak mudah menyerah untuk mengatasi sakit ini. Dan kita semua harus membawa vibes yang positif juga ke naeun" Jisoo tersenyum kecil setelah menjelaskan tentang perkembangan naeun bulan ini.

"Apa kanker yang berada di dalam tubuh anak saya bisa memudar dok?" Tanya dara. Seungri menggenggam erat tangan dara guna menenangkan sang istri.

Pertanyaan itu bahkan sudah tak asing lagi di telinga jisoo, dimana setiap pemeriksaan bulanan dara selalu menanyakan hal itu padanya.

Setelah naeun divonis kena kanker otak stadium satu, hati dara benar-benar hancur. Bagaimana bisa seorang ibu melihat anaknya tidur nyenyak di ranjang rumah sakit, bernafas dengan bantuan oksigen, dan selang infus yang berada ditangannya.

"Untuk hal itu saya tidak bisa memprediksi, kesembuhan bukan di tangan saya tetapi di tangan tuhan" Dara menangis kuat di dalam pelukan seungri, Ia ingin seperti ibu-ibu lain yang bisa menghabiskan waktu bersama sang anak, seperti; mengantarkan anaknya sampai gerbang sekolah, menyuapi makan, mengajarkan hal-hal baru. Tetapi semua harapan itu harus pupus. Sedih sekali rasanya.

"Lakukan yang terbaik apapun itu untuk anak saya dok" Ujar seungri. Jisoo mengangguk ia berjanji akan terus mendampingi naeun sampai sembuh.

Setelah berbincang-bincang lebih dari 2 jam, seungri dan dara memutuskan untuk pamit. Mereka ingin melihat anak semata wayangnya dan memberikan semangat penuh untuk naeun.

💐

"Dokter ji"

Merasa namanya terpanggil jisoo langsung menoleh kebelakang.

"Suho-sii kau sudah pulang dari busan?" Suho berjalan cepat kearah jisoo lalu memeluk tubuh kecil wanita itu. Rasanya ia benar-benar sudah sangat merindukannya.

"Kau tahu? Aku benar-benar bosan berada disana" Ujar suho yang sudah melepaskan pelukannya.

Jisoo mengernyit, bukankah pria itu yang sangat bersemangat saat diadakan seminar di busan?

"Suho-sii apa kau terlahir sebagai seorang pelawak? Huh! Bahkan kau sendiri yang mengajukan dirimu secara sukarela saat pemilihan dokter untuk mengikuti seminar" Suho menatap jisoo yang juga menatapnya.

"Semua yang kau ucapkan memang benar adanya, tetapi kenapa kau yang harus di gantikan oleh Im nayeon huh?" Jisoo tertawa renyah lalu memasukan kedua tangannya didalam saku jas dan berjalan.

Suho tentu tak tinggal diam, ia ikut berjalan dan menyamakan posisinya dengan jisoo.

"Nayeon dokter muda disini jadi sudah seharusnya aku memberinya kesempatan untuk belajar hal lebih, dan ia juga belum mendapatkan pengalaman seminar selama bekerja disini?"

"Ck! Apa kau tahu jisoo-yaa aku disana lebih dari sebulan, hal itu membuatku frustasi karena tak bertemu langsung denganmu" Jisoo hanya menghela nafas saat mendengar penuturan suho. Ia tentu mengetahui kalau pria disampingnya saat ini memang mengaguminya, tetapi jisoo sama sekali tak memiliki perasaan apapun kepada suho. Ia tak mau membuat suho semakin berharap lebih dengannya.

[3]Love You My Dokter Kim--JINSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang