Happy Reading ❣
Malam tiba dengan kesunyian yang datang, suara detingan sendok terus mengudara, tidak ada percakapan diantara mereka. Suara langkah kaki seorang pria mampu membuat ketiga insan menunduk takut, tatapan yang begitu menghunus membuat mereka seolah berada diambang kematian.
Pria dengan piyama bewarna merah menyala terus berjalan tanpa menegur dan menyapa. Padahal hari ini adiknya sedang pulang kerumah setelah sekian lama berada diluar negeri. Apa seokjin tak merindukannya?
"Tolong potongkan satu buah apel dan buatkan segelas susu hangat" Yogna mengangguk dan segera membuatkan pesanan seokjin, dibantu dengan beberapa pelayanan disana.
Setelah semua selesai, seokjin mengambil nampan itu dan berjalan menuju kamarnya. Langkahnya terhenti saat mendengar lirihan gadis yang berstatus sebagai adik kandungan.
"Oppa, hikss" Taehyung yang berada disebelah jennie, menepuk-nepuk pelan bahu gadis mungil disampingnya. Guna menenangkan, agar tidak terlalu berlarut dalam kesedihan.
"Selesai kalian makan, datanglah keruangan ku. Ada yang ingin kubahas tentang gadisku!" Jennie menarik ingusnya mendengar suara dingin yang membuat hatinya tertusuk.
Seokjin membuka pintu besar itu, sedikit menyembulkan kepala. Hatinya menangis melihat wanita yang ia cintai benar-benar hancur sekarang. Gadis itu meringkuk, membelakangi seokjin. Deraian air mata masih mengalir membasahi pipi tirusnya. Wanita itu benar-benar bingung sekarang, kenapa rasa cinta harus muncul kalau kondisinya akan semiris ini. Sahabat yang ia hindarkan ternyata memiliki ikatan darah dengan pria yang sangat ia cintai.
"Ji" Suara decitan ranjang muncul karena ada seseorang yang naik diatasnya. Seokjin menaruh nampan berisi potongan buah dan segelas susu hangat di nakas. Mengelus surai hitam gadisnya dan mengecup singkat pucuk kepalanya.
"Aku tahu kau belum makan dari tadi siang, sekarang makan nde?" Gadis itu hanya diam, memegang erat selimut mencoba sekuat tenaga untuk menahan isakannya. Seokjin terlalu baik untuknya, suho benar ia memang tak pantas untuk berdekatan dengan pria setampan dan semapan seokjin.
"A-aku akan hiks... Pergi dari sini dan k-kau hilangkanlah rasa cintamu padaku. K-karena hiks... Aku tak akan pernah membalasnya" Seokjin memberhentikan usapannya, rasanya ada ribuan jarum yang menusuk-nusuk hatinya saat ini. Dadanya sesak dan matanya memerah. Ia sangat tidak suka mendengar perkataan jisoo yang benar-benar menyakitkan.
"Aku tidak akan membiarkan itu terjadi!! Kau milikku aku mencintaimu. Dan tidak ada satupun orang yang boleh menyentuhmu selain diriku!" Jisoo berdiri dari tidurnya, menapakkan kaki mulusnya dilantai sambil menatap pria itu dengan tatapan tajam.
"Kau tidak perlu memaksaku hiks... Kau fikir kau siapa? Hah!?" Seokjin menyeringai, memojokkan wanita itu kedinding, mengunci pergerakannya sampai membuat wanita itu ketakutan setengah mati. Seokjin seperti seorang psikopat sekarang.
"Aku mencintaimu, emphh" Seokjin memangut bibir itu dengan rakus bahkan sampai membuat jisoo kewalahan. Tangannya memijat lembut buah dada jisoo, sehingga membuat gadis itu mendesah tertahan. Membuka satu-persatu kancing piyama jisoo dengan tergesa-gesa dan melemparnya ke sembarang arah.
Jisoo yang melihat seokjin sudah tak terkontrol langsung memukul-mukul dada pria itu, sialnya seokjin langsung mengunci kedua tangan itu agar tak terus memukulnya. Jisoo tak kehilangan akal ia menginjak dengan kuat kaki pria itu dan mampu membuat seokjin melepaskan pangutannya.
Seokjin yang melihat jisoo lari menuju pintu untuk keluar hanya terkekeh, pintunya sudah dikunci otomatis olehnya. Tak mungkin jisoo bisa membuka, apalagi saat ini gadis itu tengah berusaha membuka pintu dengan sekuat tenaga. Tangan yang satu ia gunakan untuk menutupi tubuh atasnya yang hanya terbalut bra bewarna putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
[3]Love You My Dokter Kim--JINSOO
Fiksi PenggemarBudayakan vote💋 Berawal dari sesosok malaikat kecil, yang mampu membuat seokjin dan jisoo berada dalam ikatan suci. Follow jnlup