Happy Reading ❣
Matahari tenggelam, menampilkan senja indah. Bulan mulai menampkkan dirinya dilangit dan tak lupa ditemani beribu-ribu bintang indah yang tengah memancarkan sinarnya.
Rasanya segar sekali kalau habis mandi, hm~ definisi kamar mandi adalah surga dunia. Jisoo mengambil handuk kecil untuk melilit rambut hitamnya, mengambil beberapa skincare lalu menorehkan secara halus dipermukaan wajahnya.
Setelah semua selesai, jisoo keluar dari kamar dan melangkahkan kaki mulusnya menuju ruangan kerja sang--?
Jisoo mengukir senyum dibibir manisnya, menatap pria tampan yang tengah tertidur diatas tumpukkan beberapa kertas dan didepan laptop yang masih menyala. Sepertinya seokjin kelelahan karena seharian meeting dengan beberapa investor dan melakukan perjalanan untuk melihat-lihat perpustakaan besar yang akan diresmikan beberapa bulan lagi. Jisoo juga tadi ikut mendampingi seokjin, makanya mereka baru pulang sekitar jam 10 malam dini hari. Pria itu tidak langsung istirahat tetapi langsung pergi keruangan kerjanya, untuk mengecek email yang masuk.
Seokjin memang pria pekerja keras jadi harus sedetail itu ketika membangun sebuah proyek yang menghasilkan ribuan dolar Amerika.
"Suhu badannya masih hangat" Gumannya saat menaruh telapak tangannya dikening seokjin. Wajah seokjin memang sedari tadi pucat dan nafsu makannya menghilang. Untungnya jisoo sempat memaksa seokjin untuk memasukkan sesuap nasi kedalam mulutnya walaupun harus keluar lagi, seokjin memuntahkannya.
Jisoo mengangkat wajah seokjin lalu menyenderkan tubuh besarnya dikursi, tidurnya sangat lelap dan hembusan nafasnya juga hangat.
"Jin-ssi bangunlah" Seokjin sedikit bergerak saat pipinya ditepuk-tepuk pelan jisoo.
"Momy" Jisoo terjingkat saat seokjin memanggilnya dengan sebutan sevulgar itu, netra seokjin terbuka sedikit walaupun di penglihatannya samar-samar tetapi masih nampak wanita cantik dengan senyuman tipis.
"Hikss.. Momy" Jisoo mengulum bibirnya, mencoba untuk tenang walaupun hatinya dibalut rasa khawatir dan panik. Air mata lolos begitu saja di pipi seokjin, yang jisoo tau kalau seokjin sakit pasti pria itu akan menjadi seperti bayi. Tapi hal itu hanya berlaku saat seokjin bersama jisoo, bukan orang lain."Hiks... S-sakit" Jisoo menghapus bulir-bulir kristal di pelupuk mata seokjin lalu memeluk tubuh dengan suhu yang sangat panas itu.
"Kita kerumah sakit sekarang nde?" Seokjin tak menjawab, dirinya semakin mengeratkan pelukannya agar tubuhnya terasa hangat karena saat ini benar-benar dingin yang ia rasakan.
Berbanding terbalik, jisoo justru sibuk menghubungi kawannya yang mendapatkan sif malam ditempatnya bekerja.
"Nde ji waeyo?" Jisoo mengulum bibirnya mencoba untuk menahan isak tangisnya, saat seokjin yang semakin menangis. Begitulah jisoo, ia akan menjadi khawatir dan panik yang begitu dasyat saat melihat orang yang ia cinta sedang tersiksa.
"Aisha, hari ini kau dapat sif malam kan?" Wanita dengan tinggi 174 cm ini melebarkan mata saat mendengar suara jisoo yang sangat panik. Aisha tentu tau kalau jisoo panik, reaksi apa yang akan ditunjukkan wanita penyayang kelinci tersebut.
"Nde ji, kamu baik-baik saja kan? Coba bicara pelan-pelan" Jisoo menarik nafasnya dalam-dalam lalu membuangnya pelan. Setelah dirasa netral nafasnya sudah teratur, jisoo segera menceritakan apa yang ia butuhkan.
"Baiklah ji, aku dan yiren akan menyiapkan semuanya" Jisoo memutuskan sambungan, lalu menatap pria dengan mata yang masih terpejam tapi suhu tubuhnya semakin naik dan akan terus seperti itu sebelum ditangani.
"Ayok" Jisoo membopong tubuh besar seokjin yang sudah bergetar, astaga jisoo semakin panik sekarang. Mereka berjalan gontai lalu memasuki lift dan turun ke lantai bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[3]Love You My Dokter Kim--JINSOO
FanfictionBudayakan vote💋 Berawal dari sesosok malaikat kecil, yang mampu membuat seokjin dan jisoo berada dalam ikatan suci. Follow jnlup