Bagian 36

78 12 35
                                    

Malam ini, entah mengapa rasanya seperti lebih sejuk dari malam-malam sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam ini, entah mengapa rasanya seperti lebih sejuk dari malam-malam sebelumnya. Entah mengapa sesuatu di hati Reely seperti ada yang menggelitik. Reely merasa sedikit bahagia.

Apakah karena kebaikan Mika? Karena ketulusan ibunya yang perlahan mulai mengetuk pintu hatinya? Apakah hanya karena kelezatan makanan yang Mika buat saja?

Entahlah. Rasanya Reely sendiri pun bingung. Bingung akan perasaannya sendiri. Jika memang ternyata Mika benar-benar tulus dan ingin berubah, bukankah itu artinya ia harus memberinya kesempatan kedua?

Seperti yang ayahnya inginkan, seperti yang ayahnya tuliskan di surat.

“Ayah, Ayah apa kabar di sana? Di surga ada apa aja, Yah? Pasti Ayah betah banget, deh, tungguin Reely ya, ayah. Ayah, tadi Ibu masakin Reely makanan, Reely ngerasa senang enggak tahu kenapa. Apa itu artinya Reely rindu Ibu, Yah?” ucap Reely bermonolog melihat langit-langit kamarnya.

“Ayah, Reely kangen banget sama Ayah. Kapan Ayah mau mampir di mimpi Reely? Mampir-mampir ya, Ayah, Reely rindu banget banget sama Ayah. Reely bakal selalu doain Ayah.” Reely membiarkan air matanya mengalir.

Setelah perpisahan yang menyakitkan itu, ternyata menjalaninya tidak semudah yang ia bayangkan. Namun, ia kerap bersyukur karena Tuhan telah memberikan orang-orang terbaik di sekelilingnya.

Tanpa Reely ketahui, di depan kamarnya terdapat seseorang yang tengah menahan isakan tangisnya. Mika, yang awalnya ingin membawakan jeruk panas untuk Reely menghentikan niatnya saat mendengarkan ucapan Reely tadi. Sudah sejauh apa ia menghancurkan keluarganya sendiri?

“Maafkan aku, Mas Rendi, maaf.”

***

Reely tidak pernah tahu bahwa minuman yang selalu ada di atas meja kamarnya saat ia bangun itu adalah buatan ibunya. Reely tidak pernah tahu bahwa segala perlengkapannya setiap hari, seperti baju dan lainnya itu disiapkan oleh Mika saat Reely berada di kamar mandi. Yang Reely tahu itu semua adalah perbuatan Bi Asih.

Bagi Mika, tidak apa jika perjuangannya sekarang tidak dilihat oleh anaknya, yang terpenting adalah bagaimana ia harus bisa mendapatkan maaf dari Reely. Ia juga tidak apa jika Reely mengira masakannya itu dibuat oleh Bi Asih. Tidak apa-apa karena ini bahkan belum sebanding dengan apa yang ia lakukan dulu pada anaknya.

Pagi ini pukul 04.50, Mika membawa segelas air mineral dengan minuman jeruk hangat untuk Reely. Dibukanya knop pintu dengan sangat perlahan agar tidak membangunkan Reely lalu ia pun mengendap masuk, sebisa mungkin tidak memunculkan suara sekecil apa pun.

Alasan mengapa ia sepagi ini menyiapkan minuman untuk Reely adalah karena anaknya itu selalu bangun jam lima pagi. Maka dari itu, sebelum jam lima seperti sekarang ini ia akan menyiapkan minuman untuk anaknya.

Selepas menaruh kedua gelas itu di meja samping tempat tidur Reely, Mika terdiam sejenak memperhatikan wajah teduh anaknya yang terlelap. Seulas senyuman hadir di wajahnya, hanya di saat seperti inilah ia bisa memandangi wajah cantik anaknya berlama-lama.

Melukis Resah Setelah PisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang