chapter 28

6.4K 801 7
                                    

#

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#



#




#



#


"akhirnya sampai juga…” gumam Jenia sembari menatap lega bangunan istana yang terlihat kokoh itu. ya, saat ini Jenia bersama pasukanya telah kembali pada kekaisaranya--- Kekaisaran Megalo.

Jenia merenggangkan tubuhnya yang terasa remuk, dengan malas ia melangkahkan kaki mungilnya itu menuju istana bulannya. Tetapi langkahnya seketika terhenti ketika melihat William berserta ke dua kakak laki-lakinya itu kini berdiri di hadapannya.

“ayah sangat merindukanmu nak” ucap William sembari memeluk erat Jenia, begitu pula dengan Simon yang ikut memeluknya. Hanya Nathan yang tetap diam tak bergerak dari tempatnya berdiri saat ini. Dapat Jenia lihat, sekilas matanya memancarkan kesedihan.

Nathan juga ingin ikut bergabung bersama mereka, saling berpelukan bersama, berbagi kehangatan seorang keluarga, tetapi ia ragu untuk ikut melakukannya. Begitu lah hal yang ada di pikiran Jenia saat ini.

Kini Jenia sadar, tak seharusnya ia bersikap jahat pada Nathan yang sebenarnya hanya ingin mendapatkan perhatian darinya. Seharusnya ia sadar, sebagai penulis novel yang tentu saja telah mengetahui karakter asli dari setiap tokoh, ia seharusnya tak berbicara seperti itu pada Nathan. Tetapi dengan bodohnya ia malah mengungkit masa lalu Nathan yang menyakitkan. Kini jenia benar-benar merasa bersalah pada pria yang kini menatap senduh mereka.

Dengan cepat Jenia melepaskan pelukan William dan Simon darinya, kemudian tersenyum hangat pada ke dua pria yang kini juga menatapnya hangat. Dengan langkah cepatnya ia berjalan mendekati Nathan yang kini menundukkan kepalanya. Kini rasa bersalah itu semakin terasa begitu besar, tanpa ia sadari bulir demi bulir itu menetes membahasi kedua pipinya. secepat kilat ia memeluk Nathan yang kini membeku atas tindakan tiba-tibanya itu.

“maaf…maafkan aku kak. Selama ini aku bersikap kasar padamu dan mengabaikanmu…tak apa jika kakak tak ingin memaafkanku, aku cukup tahu diri untuk itu hiks…aku be---“ ucapan Jenia terputus karena Nathan memotongnya dengan cepat, pria itu juga membalas pelukan Jenia tak kalah erat.

“hei…apa yang kau katakan? Aku bahkan sangat merasa bersalah karena  hampir membuatmu meregang nyawa…karena menunggu ku waktu itu, kau malah mendapatkan luka tusukan…” balas Nathan dengan bahu mulai bergetar, pria itu untuk menangis untuk pertama kalinya di hadapan mereka.

“kak..bisakah kita memulai semuanya dari awal? Aku---aku ingin menjalin hubungan adik kakak yang baik denganmu, tolong berikan aku kesempatan” pinta Jenia sembari melepaskan pelukanya pada Nathan, kemudian beralih menatap wajah tampan Nathan memerah karena menangis.

“bahkan tanpa kau minta sekalipun, aku akan melakukannya. Ini adalah impian ku sedari dulu. Memiliki adik perempuan yang menggemaskan sepertimu” ucap Nathan sembari mencubit gemas pipi gembul Jenia.

“sekali lagi, maaf kak” gumam Jenia seraya memeluk Nathan erat yang tentunya di balas tak kalah erat oleh pria itu, sedangkan William dan Simon yang sedari tadi memperhatikan interaksi mereka tak kuasa menahan senyum haru bercampur bahagia. Akhirnya kedua kakak beradik itu bisa berbaikan selama belasan tahun lamanya.

Dengan cepat mereka ikut bergabung, saling berpelukan.
Kini Jenia berjanji, untuk berusaha mengubah segalanya, hingga akhir bahagia yang akan mereka dapatkan, terutama untuk keluarga barunya ini.

💮💮💮💮💮💮

Dua hari telah berlalu setelah kejadian di mana Jenia barbaikan dengan keluarganya itu. kini Jenia tengah menikmati waktu sorenya bersama ke dua kakak laki-lakinya di temani dengan teh dan camilan kesukaanya.

Mengobrol santai dan sesekali tertawa lepas ketika Nathan menceritakan beberapa lelucon yang mampu membuat mereka semu tertawa terbahak-bahak. Kini baru Jenia sadari, bertapa bahagianya ia setelah hubungan mereka membaik.

Jenia telah menemukan kebahagain yang selama ini ia dambakan.
Tak ada lagi ekspresi datar, dingin ataupun angkuh di wajah cantiknya. hanya ada senyum manis tulus yang selalu terbit di wajahnya, Hingga kedatangan Stefanus yang seketika membuat ke dua kakaknya itu waspada.

“salam pada bintang dan bulan kekaisaran Megalo, semo----“ ucapan Stefanus terputus karena Nathan dengan cepat memotong ucapannya.

“sebaiknya kau pergi jika hanya ingin mencari masalah dengan adikku” usir Nathan dingin, membuat Jenia dengan sigap menggengam telapak tangan kakaknya yang kini menatap dingin Stefanus.

“maaf pangeran, tetapi maksud kedatangan saya ke sini sama sekali bukan untuk mencari masalah pada tuan putri. saya hanya ingin mengucapkan salam perpisahan sebelum pergi meninggalkan kekaisaran ini” jelas Stefanus.

“kalau begitu katakanlah segera. Kau menganggu kami” ucap Simon datar, membuat Stefanus menahan rasa dongkolnya.

“ya, seperti yang telah ku katakan sebelumnya, besok aku akan pergi meninggalkan kekaisaran ini. aku akan memulai bisnis baru di luar kekaisaran. Aku hanya ingin meminta maaf padamu atas kelakuan ku selama ini. ku harap kau bisa memaafkanku” pinta Stefanus sembari menatap lekat mantan tunangannya. Tampak gadis itu menghela napasnya berat.

“ha…tentu saja, aku telah memaafkanmu dan ku harap kau juga memaafkanku jika aku pernah berbuat suatu hal yang membuat mu sakit hati atau sebagainya. Ku harap kau akan mendapatkan orang baik untuk menjadi pasanganmu nanti” doa Jenia dengan senyum tulusnya, membuat Stefanus menghembuskan napas lega.

“baiklah, maka aku bisa pergi dengan tenang” lega Stefanus dengan senyum manisnya, membuat Jenia ikut membalas senyum serupa.

dia berbicara seperti orang yang akan mati saja...” batin Jenia sembari menatap punggung Stefanus yang mulai menghilang dari pandangannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sorry ye kalo ada typo nya hihi

PUTRI YANG DITINGGALKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang