2

1K 120 15
                                    

/Halilintar Pov/

Napa ?? Iri ?? HAHA biar si tampan mengajarin anda cara untuk menjadi tampa-/tuk//", terdengar suara yang sangat dalam dan juga sakit, ya saya mengetuk kepalanya dengan kuat, sakit telinga aku mendengarnya.

"Tampan pala lu", ketus saya.

"Hey Hali, kau tau tak ??", saya hanya mendiamkan diri saya.

"Itu mulut di isolasikah ? Nah lupakan, tadi aku nampak Gopal jatuh ke selokan karena di kejar beberapa perempuan hahaha", ucap Solar dan tertawa sendiri.

"Dah siap ?", ucap saya dengan langsung ke point, padahal sebenarnya saya hampir ingin ketawa mendengarkannya.

"Gitu aja ?! Ga ada ketawa ?? Hoho aku tau kamu nih tak nak tunjukan~ hayo tunjukan tawanya~", teasing Solar, membuat saya susah untuk menutup tawa saya, tapi akhirnya masih bisa dihilangin.

"Apa yang lucu ?", ketus saya kembali. Tapi Solar masih tetap meng teasing saya.

"Senyum sedikit aja yo~"

"Diam"

"Hoalah, bikin anda senyum aja susah, dahlah mau pergi dulu", ucap Solar sambil melambaikan tangannya dan segera menuju ke lapangan sekolah, meninggalkan saya.

Akhirnya tenang lagi.
-
-
-
-

Bel berbunyi lagi, menunjukan waktunya pulang

/Halilintar Pov/

Seperti biasa, saya pulangnya jalan kaki. Tapi ku perlu waktu sebentar untuk ke perpustakaan.

Hsnya sebentar aja, mau mengembalikan buku pinjaman perpus, setelah itu, saya keluar dari perpus dan segera bersiap untuk pulang.

Tiba-tiba Yaya memanggil saya, dan saya hanya mengangguk kepala saya.

"Masih susah berkomunikasi ? Tak pe, belajar lagi ya. Aku nak kau panggil- tunggu siapa namanya ya- oh ya Gempa. Kau panggil Gempa ke teras kelas, bilang kalau aku nak cakap dengan dia sebentar. Soalnya aku ada agak sibuk, susah untuk panggil dia. Bolehkan ?", jelas Yaya dan memohon agar saya bisa memanggil Gempa untuk ke sini.

Saya hanya mengangguk kepala dan Yaya tersenyum gembira.

"Oke ! Terima Kasih Hali ! Jumpa lagi !", ucap dan pamit Yaya sembari melambaikan tangannya.

Saya pun segera mencari Gempa dan memanggilnya.
Saat saya mendengar suara Gempa jelas berada disini, saya juga melihat berberapa temannya, ada Blaze, Thorn, dan,, Taufan?

Sial.. aku tak tau mau panggilnya kayak mana, baiklah langsung  cepat, setelah itu pergi.

Aku melangkahkan kaki saya menuju ke Gempa dan juga kawan-kawannya.

Dengan cara menepuk pelan punggung Gempa dan dia spontan merespon ye

"Kau kene pergi ke teras kelas, Yaya nak bicara sebentar dengan kau", ucap saya dengan cepat.

"Ohh oke, aku pergi dulu ya", ucap Gempa kepada saya dan pamit terhadap kawannya.

Setelah mendengarnya, saya juga melihat kawannya. Blaze dan Thorn sedang berpamit kepada si bertopi biru tua.

/Taufan Pov/

Saya sangat senang dapat bertemu kawan baru, itu sudah cukup bagi ku-

Eh ada- Ha.. Halilintar- ha itu lah ya. Kurasa aku mau bersapa dengan dia lagi.

"Hai !", sapa saya terhadapnya, dia terkejut dan melihat saya kemudian hanya mengeluarkan suara hm.

"Nama kamu Halilintar kan ?", dia bingung ntah dari mana saya dapat namanya

Our Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang