Kali ini ku berfirasat buruk jika ada Dina
-
-/There's no Pov/
"Astaga Taufan ! Kenapa kau masih gemetaran ??", tanya Gopal, merasa khawatir dan masih saja mengelus punggungnya
Taufan masih mencoba untuk menenangkan tapi tidak bisa untuk ke 3 kalinya, kalau dipikir-pikir inilah yang dinamakan ramuan yang membuat firasat semakin kuat.
Melanjut untuk mencari cara lain untuk menenangkan lagi untuk kali kalinya, Dina yang berada di depan hadapan Taufan merasa tidak nyaman dan rasanya dia ingin menamparnya agar tenang.
"Bisa gak jangan membuat kebisingan disini, atau kamu keluar aja dari kelas ini !", tegas Dina sambil menepuk meja dengan sedikit kuat.
"Ugh.. maaf, aku tidak tau cara hilanginnya-", jawab Taufan dengan sedikit gugup, Dina yang mendengarkan tersebut menunjukan senyuman lebar, dia kemudian memegang tangan Taufan.
"Ayo berdiri, kau seharusnya di UKS aja ya", ucap Dina dengan suara yang lembut, segera mengizinkan cikgu agar dia bisa membawa Taufan ke UKS.
Tapi rencananya tersia-siakan disaat Cikgu menghentikan perjalanan mereka ke UKS
"Laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan, jadi yang membawakan Taufan ke UKS yaitu Hali.", Hali yang mendengar itu terserentak kecil dan menatap Cikgu dengan datar.
"Tapikan Cikgu-" ucapan Dina terhentikan oleh cikgu
"Tidak ada tapi-tapi..Bisa kan Hali ?", Hali pun mengangguk kepalanya, segera melangkah kakinya menuju ke Taufan.
Dia pun meletakkan tangannya ke bahu Taufan
"Cepat, dodol", ucap Hali, Taufan yang mendengarkan tersebut menunjukan senyuman yang tidak ikhlas
-
-
-
"Ugh ! Rencana ku gagal !", geram Dina beranjak ke tempat meja kelompoknya."Rencana gimana ?", tanya Rewo, masih bingung dengan Dina
"Padahal udah bisa berhasil jika cikgu mengizinkan saya membawa si pelako-"
"Panggil aja namanya Taufan.."
"Taufan.. memang kurang ajar kipas angin tuh, kalau cikgu bisa mengizinkan, saya bisa ada kesempatan untuk bersama Hali !", kesal Dina, dan temannya menggeleng kepalanya.
"Pokoknya ku cari rencana lagi, sampai berhasil ! Dan kau bantu aku !", perintah Dina, dan Rewo pun pasrah
-
-
-
-
-
"Ice Bangun !", tegas Cikgu, sadar kalau Ice tidak memperhatikan nya saat mengajar."Uhm.. *hoam*", guman Ice dan menguap lama, membuat Cikgu semakin geram.
"Disini Kelas, bukan Tempat Tidur.", ucap Cikgu, tetapi Ice mengabaikannya, sembari tidur lagi.
Rasanya cikgu ingin marah, Blaze yang melihat hal tersebut segera mencari solusi.
"Dah cikgu, dia tidak buat apa-apa", ucap Blaze.
"Tapi itu dinamakan tidak sopan jika dia berbuat hal itu berulang-ulang", Blaze yang mendengarkan ucapan Cikgunya, sembari mengangguk kepalanya.
"Tapi Cikgu tidak perlu memarahinya", Ice yang mendengar hal tersebut terharu walaupun dalam keadaan tidur.
"Cukup dengan mengeluarkannya dari kelas"Ice langsung terserentak
Hasilnya Cikgu mengeluarkan Ice dari kelas.
-
-
-
-
-
"Dah baring sana", ucap Hali masih membuatnya teh hangat untuk Taufan.Mau sakit kepala, perut, kaki, tangan, hidung, teh hangat solusinya
Taufan beranjak untuk baring, dan tiba-tiba fiasatnya perlahan-lahan menjadi tenang. Dia pun menghela napasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life
ActionMenceritakan tentang seorang pemuda yang bernama Taufan pindah ke sekolah lainnya, disebabkan kasus pembulian yang menyebabkan ia tidak tenang dan hampir stress 'ntahlah' Tetapi kehidupannya telah berubah saat dia berada di sekolah barunya Karakter...