EPILOG

846 27 3
                                    

Emang dasar, cinta itu kayak kamera.
Kalo udah fokus ke satu orang,
yang lainnya nge-blur.
-Alam lord Jomblo.
____

Cantik!

Begitulah mungkin yang ada dari pemikiran mereka.

Bagaimana tidak? Reni dengan balutan gaun yang sedikit panjang dari panjang tubuhnya yang dipakainya, sehingga ujung gaun menyapu lantai.

Tak hanya itu.

Make up tipis yang menghiasi wajahnya, juga menjadi penunjangnya terlihat menawan hari ini. Dan rambut yang sebagian sengaja di urai ke depan.

Reni memasuki ruangan besar tersebut, dengan digandeng oleh kedua orangtuanya.

Ia terus saja celingak-celinguk, melihat para kondangan menatapnya penuh arti.

Kenapa orang-orang natap aku seperti itu? Apa ada yang salah dengan penampilanku?- Batinnya.

Reni terus saja melihat dirinya, untuk memastikan tidak ada yang salah dengan penampilannya.

Risih?

Tentu saja dia risih. Seorang introvert, akan merasa risih jika orang-orang menatapnya dengan aneh.

Eh, wait-wait!

Saking sibuknya memperhatikan penampilannya, Ia tak menyadari kalau ayah dan bundanya sudah duduk di bagian depan para kondangan.

Sejak kapan bunda dan ayahnya hilang dari sampingnya?

Reni bahkan menatap ayah dan bundanya untuk kembali, namun ayah dan bundanya malah menyuruhnya ke depan.

Ke depan mana sih?

Semua tempat duduk sudah penuh dengan orang.

Reni sampai lupa kalo ini adalah pernikahan Bian dan...

Dia sedikit malas mengatakannya, tapi memang ini adalah pernikahan suaminya dan sahabatnya.
Ralat, calon mantan suami dan mantan sahabat. Yah Nanda, siapa lagi kan? Pikirnya.

Orang terakhir waktu, mereka berduaan di cafe. Sedikit kasihan Ia menatap dirinya yang sebentar lagi akan di madu.

"Pantas saja orang-orang natap aku, pasti dia kasihan, kalau aku mau di madu. Eh, tapi kan mereka gak tau kalau aku udah nikah." Batinnya.

Tak melanjutkan jalannya. Ia tak tau harus melakukan apa sekarang. Bahkan, Ia hanya bisa mematung di tempat.

Ia menatap ke arah altar pelaminan. Disana hanya ada Bian yang tersenyum kearahnya dengan setelan jaz ungu lilac, tanpa calon istrinya.

Nanda juga ada di barisan kondangan, lantas pengantin perempuannya mana?

"Lah? Kok Nanda gak duduk di samping Bian?" Batinnya.

Ia juga tambah dibuat bingung, dengan aksi Nanda yang menghampirinya, dan menariknya menuju ke pelaminan.

What happened?

"Nanda, kamu kenapa bawa aku kesini?" Ujarnya saat Nanda berhasil menariknya ke samping Bian.

"Kalo lo gak kesini, mana bisa acaranya di mulai."

Reni berkerut. Maksudnya apa sih?

"Kok bingung, emang kamu gak tau kalo ini pesta pernikahan kita?"

Reni menggeleng mendengar pertanyaan Bian. Bukannya kaku, hanya saja Ia baru saja mendengar Bian menyebut dengan kata Kamu.

Altruistic✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang