ALUNARKA 08

1.1K 158 74
                                    

Hallo gimana masi setia nih

Jangan lupa follow akun aku dulu ya

Spam Hay dulu

Happy reading

ALUNARKA

•••

Aluna mengusap kedua lengan nya yang terasa ngilu karena hembusan angin malam. Hawa dingin seolah menusuk tulang nya , apalagi saat rintik hujan mengenai kulitnya.

Rambutnya yang panjang terlihat lepek karena terkena cipratan air hujan, jari jemari nya menyisiri rambut nya yang berantakan akibat ia berlari tadi.

Malam itu, Aluna berada di jalan yang sangat sepi sepulang dari rumah Kaina tadi ban mobilnya bocor.

Aluna sudah berkali-kali memesan taksi melalui aplikasi taksi online, tapi tidak ada satu pun yang menerima permintaan nya karena hujan yang deras dan malam yang semakin larut.

Kali ini ia benar-benar menyerah Aluna mencoba menghubungi seseorang yang berada di kontak nya.

Aluna:
Kak Abi bole minta tolong jemput Luna bentar di perempatan jalan, ban mobil Luna bocor.

Kak Abyan (sepupu):
Ga bisa Lun gue lagi di rumah Bara nih, sorry

Aluna mencari nomor lain. Arka. semoga lelaki itu bisa membantu nya kali ini.

Aluna:
Ka, jemput gue bentar di perempatan jalan, ban mobil gue bocor

Arka:
Ga bisa gue lagi di rumah Raya, minta tolong sama orang lain aja

Aluna menarik nafas panjang, ia lupa kalo sekarang Arka akan sibuk dengan Raya. Nomor terakhir Kaina, kali ini ia berharap gadis itu bisa menolong nya.

Aluna:
Kai, minta tolong ban mobil gue bocor bisa lo pesen taksi online?

Kaina:
Ngga bakal ada yang nerima pesanan jam segini Na hujan nya juga deras banget

Aluna:
Gue takut di sini sepi banget

Kaina:
Minta tolong Arka coba!

Aluna:
Dia lagi sama Raya

Kaina:
Gimana dung, gue ga di izinin buat keluar nih

Aluna:
Santai Kai

Sepuluh menit berdiri disana dan sama sekali tidak ada yang menjemputnya, tubuh gadis itu mulai menggigil karena hawa malam yang sangat dingin.

Aluna melirik jam di ponselnya, sepuluh menit lagi waktu menunjukkan pukul 23.30, ia menghela nafas pelan. Hembusan nafas bagai asap tipis yang keluar dari mulutnya.

Mata gadis itu memicing saat melihat sebuah mobil dari kejauhan di seberang jalan. Dengan segera gadis itu keluar ke pinggir jalanan dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi sebagai tanda ia ingin meminta bantuan.

Aluna menghela nafas gusar, saat mobil itu tak kunjung berhenti, ia kembali melirik jam di ponsel sudah pukul 23.30. Malam semakin larut tapi tidak aada yang menjemputnya bahkan Arka juga benar-benar melupakannya.

ALUNARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang