ALUNARKA 16

949 70 0
                                    

Happy reading 💗
|
|
|

•ALUNARKA•


•••

Sudah hampir dua Minggu mereka menyelidiki kasus teror Aluna, tapi tak ada tanda-tanda apapun bahkan nomor yang mereka gunakan untuk mencari tau informasi sudah hilang jejaknya.

Orang itu seperti tau rencana mereka. Dan selama hampir dua Minggu itu juga Aluna tidak mendapatkan pesan-pesan aneh itu lagi.

"Kai nggak ada tanda-tanda siapa pelukannya. Bahkan Raya keliatan kayak nggak terlibat disini" ujar menjatuhkan bahunya pasrah

"Jangan nyerah kita bakal terus cari tau" balas Kaina.

"Kita udahan aja gimana? Orang itu juga udah nggak ngechat gue lagi" saran Aluna.

"Yakin?"

Aluna menganggukkan kepalanya "Gue juga udah capek".

"Terserah lo aja deh, tapi kalo orang itu ngechat lo lagi kabarin gue"

"Okey"

"Kai" panggil Aluna, merasa namanya di panggil Kaina menatap Aluna yang duduk di depannya.

Saat ini keduanya sedang berada di sebuah cafe yang tidak jauh dari rumah Aluna.

"Bentar lagi Mama sama Papa gue pulang" ujar Aluna berbinar-binar.

"Serius? Bilang sama nyokap bokap lo gue titip oleh-oleh"

"Mereka nggak kenal sama lo" kekeh Aluna. Tidak ada yang kenal orang tua Aluna selain Arka. Bahkan di hari pembagian raport, orang tua Arka lah yang selalu mewakili orang tua Aluna.

"Kagak masalah, bilang aja teman-teman Aluna minta di bawa pulang oleh-oleh, selesaikan"

"Iya lah tu nanti gue sampein"

"Tapi sebelum kepulangan orang tua gue, Arka bentar lagi ulang tahun"

"Tanggal berapa?"

"Enam belas Januari" jawab Aluna.

"Artinya dua hari lagi, ini kan tanggal empat belas"

Aluna menganggukkan kepalanya "Gue mau bikin pesta buat Arka"

"Hubungan lo sama Arka?"

"Gue sama Arka masih tetap sahabatan. Ini ulang tahun Arka yang ke delapan belas gue mau pestanya yang meriah"

"Raya?"

"Dia bakalan datang juga, sekaligus gue mau ajak dia berteman. Nggak masalah Arka pacaran yang penting hubungan gue sama Arka masih sama walaupun gue harus jaga jarak" jelas Aluna.

"Lo bantu gue buat nyiapin semuanya ya"

"Berdua doang? Mana sanggup"

"Gue kan anak orkay nih, lo cuman bantu gue buat nyiapin temanya. Yang dekor urusan orang lain"

"Sombong banget" Kaina mencibirkan mulutnya.

"Gimana, mau bantuin nggak?" tanya Aluna, lalu menyeruput minuman yang ia pesan tadi.

Kaina menganggukkan kepalanya, tanda menyetujui permintaan Aluna.

"Sekalian nanti temani gue buat belanja bahan dekor sama pesan kue nya"

"Ribet bener" Kaina menarik napas pasrah. Lalu memakan cheese cake yang tadi ia pesan.

•••

"Ma! Kapan bangun nya?" Lelaki itu menatap nanar sang ibu yang terbaring di atas brankar.

Wajah nya yang pucat, tubuh yang mulai kurus. Sudah hampir dua tahun wanita itu tak pernah membuka matanya setelah kejadian tabrakan waktu itu.

ALUNARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang