ALUNARKA 30

1.2K 73 6
                                    

Jangan lupa follow akun wattpad aku

Vote dan komentarnya

Aku ikhlas kalian memporak-porandakan notifikasi aku😉

Happy Reading

ALUNARKA•

|||||

•••

Algerian mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Membelah jalanan sore kota Jakarta. Algerian mendengus pasrah saat ia sudah sampai disebuah gedung besar milik papanya. Tadi setelah masalahnya dan Dark Angles selesai Algerian langsung bergegas kekantor papanya setelah ia mendapat panggilan dari pria itu.

Algerian masuk kedalam lift lalu menekan tombol angka 27 untuk menuju ruangan papanya. Tiga menit berlalu kini Algerian sudah berada di depan pintu ruangan papanya. Lelaki itu menarik nafas panjang kemudian tangannya memegang kenop pintu untuk membuka pintu tersebut.

"Kamu datang juga. Duduk!" ucap Galvin menunjuk kursi didepannya, mempersilahkan putranya untuk duduk di hadapannya.

Algerian tak menjawab apa-apa lelaki itu langsung menurut untuk duduk dihadapan papanya. Entah hal apa yang ingin Galvin bicarakan padanya.

"Muka kamu kenapa lembam? Kamu berkelahi lagi?" Tanya Galvin saat melihat ujung mata Algerian yang sedikit membiru karena pukulan dari Baron.

Yang ditanya tak memberikan jawaban atau mengeluarkan sepatah katapun. Algerian sudah menduga kalo papanya akan memberikan tugas, terlebih saat melihat papanya basa-basi. Algerian sudah jengah dengan semua ini.

"Sudahlah saya tidak ingin basa-basi! Langsung ke intinya saja" ucap Galvin sembari menyilangkan kakinya. 

Galvin menatap putranya serius. "Saya sudah menyusun rencana. Jadi, saya harap kamu bisa melakukannya dengan baik".

"Rencana apa lagi Pa!" Tanya Algerian dengan nada kesal.

"Kamu ikuti saja apa yang saya perintahkan. Apa yang saya lakukan tidak sebanding dengan apa yang Dio lakukan" ujar Galvin tegas.

Galvin menyeringai. Lalu mendekatkan wajahnya menatap Algerian lebih dekat. "Harusnya kamu benci sama gadis itu bukannya malah jatuh cinta! Karena kesalahan papanya hidup kita berantakan. Papamu pernah menjadi narapidana dan mendekam dipenjara karena papa dia" jelas Galvin berusaha mengotori pikiran putranya agar rencana yang ia susun berjalan mulus.

"Itu memang yang seharusnya papa terima! Bukan salah papa Aluna" 

PLAKK

Galvin menampar putranya, karena sudah berani berbicara seperti itu kepadanya. "Anak kurang ajar".

Algerian menyeringai menatap papanya, lelaki itu menyungging senyum sinis.

"Tamparan yang ke berapa kali ini pa? Al sampe ngga ingat karena terlalu banyak" ujar lelaki itu mengusap pipinya yang terasa panas dan memerah karena Galvin menamparnya sangat keras. Galvin menatap nyalang putranya.

"Algerian sama Kaina capek pa! Kami capek harus ngelakuin apapun yang papa suruh! Kami capek terus dikekang dan diancam" ucap Algerian mengeluarkan semua yang ia rasakan.

"Setelah perusahaan dan bisnis Dio hancur, saya tidak akan memerintah dan mengancam kalian lagi"

"Coba berdamai sama masa lalu pa! Papa sekarang udah punya segalanya jadi, buang semua rencana papa. Om Dio pun udah meninggal"

ALUNARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang