part 1. pengawas baru

340 27 41
                                    

Jogja, 2022

“Tutor Jones datang!”

Sambutan terdengar seiring langkah Arisa memasuki ruangan khusus tenaga pengajar di lembaga kursus soft skill yang sudah tiga tahun ini menjadi tempat sang dara mencari tambahan rejeki.

“Mas Bian, jangan gitu dong. Salah apa sih Miss Arisa sama Mas Bian? Tiap hari diledekin mulu,” tanya salah satu rekan pengajar yang duduk bersebelahan dengan Fabian.

Pemuda itu malah tersenyum miring sembari mengarahkan pandangan pada gadis yang kini duduk di pojok ruangan dan berbincang dengan rekan timnya.

“Dia sok sokan aja nggak kenal sama saya, padahal dulu dari SMP sampai SMA dia ngejar-ngejar saya. Jual mahal banget sekarang.”

“Oh ya?”

“Tanya aja sama Pak Bos, dia tahu semua cerita kami dulu. Bahkan si Icha sering nulis-nulis nama Icha love Ian di meja kelas atau di tembok sekolah.”

Kekehan kecil terlepas dari bibir  pemuda bernama Fabian Ar Rayan Azwar itu. Di sisi lain, Arisa Zunaira, berusaha untuk tidak menggubris ejekan teman lamanya.

“Dek Risa, kenapa sih itu Mas Fabian hobi banget ngeledekin Dek Risa?” tanya wanita berumur tiga puluh tahun di samping Arisa.

Gadis itu hanya tersenyum tipis.

“Nggak tau, Mbak. Beliaunya kan memang suka bercanda. Mungkin karena kami dulu temen sekolah, jadi ya ngajakin bercanda.”

“Mas Fabian. Arisa Sensei! Dipanggil Pak Bos,” teriak Kanaya, sekertaris pribadi sang empunya lembaga.

Arisa segera berdiri dan berjalan keluar dari ruangan itu, di belakangnya Fabian mengikuti.

“Cha, tungguin napa? Dih, jual mahal banget sih.”

“Maaf Mas, saya buru-buru ke ruangan Pak Yakub.”

“Lah, aku juga mau ke sana. Nggak denger apa tadi aku juga dipanggil?”

Fabian menyejajari langkah gadis itu.

“Kamu kenapa berubah gini sih?”

Arisa tidak menjawab, dia tetap berjalan menuju tangga dan naik ke lantai tiga secepat mungkin.

“Icha! Jawab napa sih? Enam bulan, kita jadi rekan kerja kamu nggak pernah mau ngomong sama aku. Masih sakit hati gara-gara aku tolak dulu?”

Arisa akhirnya memutar tubuhnya dan menghentikan langkah tiba-tiba, membuat Fabian yang tidak siap menabraknya.  Setelah bisa mengembalikan keseimbangan tubuhnya, Arisa mendongak menatap pemuda itu.

“Ian, bisa nggak sih kamu nggak ngungkit masa lalu? Kurang kerjaan banget sih kamu. Masih aja nginget-inget jaman nggak penting gitu. Sekarang kita udah sama-sama dewasa, Ian. Harus banget gitu kamu terus menerus bahas kalau dulu aku pernah suka sama kamu?”

Fabian menatap wajah yang tak berubah meski sudah enam tahun tak ia jumpai itu.

“Kenapa? Malu? Kenyataannya emang kamu bucin sama aku, Arisa Zunaira.”

UNMEI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang