10. Lelah

10K 549 141
                                    

Keesokan harinya...

Hari Senin, pukul 5 sore.

Frizka is calling...

"Halo."

"Hallo, Sayang. Udah di mana? Aku sama Bunda dan Tante Sani udah di depan rumah, nih."

Nevan memutar bola matanya mendengar ujaran sok manis Frizka. Ya begitulah wanita itu kalau berada di dekat Bunda-Ayah Nevan atau Papanya sendiri. Iya, pencitraan.

Namun sedetik kemudian, Nevan tersadar lantas mengganti raut malasnya ke raut kaget. "Hah? Kamu ikut juga?"

"Iya. Kan, kangen sama kamu, Sayang. Jadi pas Bunda bilang mau ke Jakarta, aku mau ikut."

Ini beneran gak sih, dia kangen aku? Batin Nevan.

"Kamu yang bawain mobil?"

"Iya."

"Ya udah bentar, aku baru mau keluar gedung kantor. Bilangin sama Bunda, tunggu sekitar 20 menit. Kantorku gak jauh, kok."

"Oke, Sayang. See you."

"Iya, see you," balas Nevan agak kaku.

Setelah itu, telepon pun berakhir. Nevan bergegas menuju parkiran untuk menghampiri mobilnya.

. . .

Di jalan, pria itu menghabiskan perjalanannya selama 22 menit sebelum akhirnya sampai di rumah. Bertemu istri, bunda, dan juga tantenya. Mereka berempat berkumpul di ruang keluarga. Mengobrol santai dengan topik-topik yang ringan.

Di tengah obrolan, Frizka pamit sebentar ingin mengunjungi dapur. Ingin melihat persediaan suaminya. Apa ada yang bisa ia olah atau tidak. Begitu-begitu, Frizka juga bisa melayani tamu serta membuat makanan atau minuman.

Wanita itu melihat-lihat, membuka-buka lemari, kulkas, dan segala macamnya. Ya tentunya karena penasaran saja, tidak bermaksud apa-apa. Lalu, ia pun menemukan sekotak teh dan gula. Ia pun membuatkan 4 cangkir untuk diminum bersama.

Sementara di ruang keluarga...

"Capek banget Bunda, A'. Bunda mau tidur dulu sebentar, boleh?" tanya sang Bunda sembari merebahkan tubuh di atas sofa panjang Nevan.

"Bolehlah, Bun. Tapi jangan tidur di sini, di kamar aja," sahut Nevan.

"Iya. Tante juga nih capek banget leher sama pantat. Ya namanya juga udah tua ya, Van." Sani menambahkan.

Nevan tersenyum menanggapi. "Tante mau tidur di kamar yang mana?"

"Eh, gak usah. Tante sekamar aja sama Bunda kamu. Boleh kan, Yu?" tanya Sani pada Ayu, Bunda Nevan.

"Iya, dong. Aku kan gak suka tidur sendiri," jawab Ayu.

Setelah membuat kesepakatan, para wanita paruh baya itu berlalu menuju kamar tamu. Membawa tas-tas mereka ke dalam kamar tersebut.

Tersisa Nevan sendiri di ruang keluarga. Lalu, baru saja ia mau berdiri, Frizka sudah datang menghampiri dengan nampan berisikan 4 cangkir teh. "Loh? Pada kemana?" tanya wanita itu seraya menghentikan langkah.

"Udah di kamar. Katanya mau istirahat, capek," jawab Nevan lalu berdiri dari sofa, sambil menatap Frizka yang sedang membawa cangkir-cangkir berisi teh hangat.

"Kamu ketok aja pintunya buat kasihin ini," ujar Nevan merujuk pada teh, seraya mengambil satu cangkir untuk dirinya sendiri sebelum kembali duduk.

Frizka hanya mengangguk, lantas berjalan menghampiri kamar tamu yang sudah Nevan tunjuk. Ia pun mengetuk pintu.

LOVING, CHEATING ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang