19. Dini Hari Para Lelaki

8.1K 454 166
                                    

.........

Nevan dan Rayhan. Kakak beradik itu masih duduk berdua di kursi panjang yang berada di halaman luar rumah sakit. Rayhan masih dalam kondisi percaya tak percaya. Maksudnya, belum bisa menerima fakta kalau sang kakak kini sudah menduda.

Pemuda 22 tahun itu meneguk kopi botolannya berulang-ulang, sambil memandang ke depan dengan pikiran yang banyak. Kakaknya, diam saja. Tangannya kosong, tidak ada apa-apa. Maklum, hanya membawa dompet saja.

"A' Nevan." Rayhan kembali membuka konversasi setelah diam sekitar 5 menit.

"Hm."

"Aa' nyeraiin Teh Frizka gara-gara IUD?" tanyanya polos.

"Aa' nyeraiin Teh Frizka gara-gara IUD?" tanyanya polos

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nevan tersenyum ironis, lalu menghela napas kecil. "Itu salah satu sebabnya."

"Banyak ya, A'?"

"Iya, banyak." Si kakak tersenyum tipis.

Rayhan hanya diam, tak lagi bertanya-tanya. "A' minta rokok, dong," pintanya sedikit random.

"Gak bawa rokok Aa'. Tadi buru-buru banget, HP aja gak bawa," balas Nevan.

"Yah..."

"Lagian ini di area rumah sakit, gak boleh ngerokok kali!" tukas Nevan setelah sadar.

"Oh iya, lupa." Rayhan sadar juga. Lalu, ia pun teringat sesuatu. "Ngomong-ngomong, si Bunda bilang apa tadi, A'? Tadi kan, sempet bangun Aa' bilang," sambungnya.

Neven menepuk-nepuk pahanya sendiri, tersenyum kecil lambang kepasrahan. "Ya... gitu, Han. Belum mau ngomong sama Aa' si Bunda. Gak tau, masih marah mungkin," ucapnya pelan.

"Mungkin... Bunda masih syok aja kali, bukannya marah sama Aa'," hibur si adik.

"Gak tau, deh. Biarin aja. Tunggu Bunda tenang dulu. Kasian kalau dipaksain, ntar tensi darahnya gak turun-turun," ujar Nevan.

Lalu kembali hening. Nevan teringat pada Jelita, apa gadis itu baik-baik saja? Semoga gadis itu sudah tidur dengan lelap, sebab ini sudah pukul 11.25 malam. Hari ini adalah hari yang menyedihkan untuk gadisnya.

"Han."

"Hm?"

"Kalau kamu cinta sama seseorang, perjuangin, ya. Jangan sampai ngalamin kayak Aa'."

Rayhan menoleh, menatap Nevan dengan dalam. Rambut-rambut mereka diterpa angin malam. Suara jangkrik dan hewan-hewan malam bersahut-sahutan.

"Jangan mau diatur sama orang lain masalah perasaan terhadap seseorang. Kalau masalah lain, mungkin boleh ikutin saran-saran orang. Itu pun, gak boleh sampai terpaksa. Karena pada dasarnya, kita ini gak pantas untuk dipaksa. Di dunia ini sebenarnya kita hidup bebas, tapi ya memang, bebas di sini bukan bebas seenaknya, tapi bebas-bertanggung jawab."

LOVING, CHEATING ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang