..........
Di dalam mobil, didominasi oleh suara Nevan yang kerjanya bersenandung atau mengikuti lirik lagu yang terlantun di radio. Jelita, diam saja. Memandangi jalanan dan mendengarkan suara prianya yang ternyata lumayan oke juga.
Masih ingat pada Nevan yang benci pada lagu-lagu cinta? Tanpa sadar, kini dirinya telah menyukai love songs kembali.
"Mas."
Nevan menghentikan nyanyiannya, kemudian menyahut, "Ya?"
"Mas Nevan ternyata pinter nyanyi, ya? Kita ke tempat karaokean, yuk, Mas," ajak Jelita begitu random dan semringah.
"Karaoke? Sekarang?" tanya Nevan yang dihadiahi anggukan antusias oleh Jelita.
"Kalau malam ini, Mas gak bisa. Mas mau ke Bogor soalnya ada perlu. Besok aja mau, gak?" tawarnya kemudian. Karena Nevan ada janji temu dengan Papanya Frizka malam ini.
"...." Tidak ada jawaban dari Jelita.
Nevan yang sadar pun menatap ke sebelah kirinya. Gadis itu hanya diam menatap ke kiri, pada luar jendela.
"Sayang?"
"...."
"Sayang~"
"...."
"Besok, ya? Pulang kuliah. Iya?"
"...."
Nevan tahu, pasti gadisnya sedang merajuk. Namun janganlah berpikir ia akan kesal karena Jelita yang mengabaikannya karena masalah sepele. Tidak sama sekali. Pria itu hanya tersenyum kecil, berhenti memanggil, kembali pada jalanan tuk berkonsentrasi.
Sisa perjalanan pun diliputi keterdiaman dari pihak Jelita. Gadis itu hanya membisu, tak mau menatap Nevan yang kembali bersenandung dan bernyanyi-nyanyi tiada beban.
"Ih, sebel banget. Gak dibujuk masa," sungut Jelita dalam hati. Bibir seksinya sedikit mengerucut cemberut dengan tatapan yang terus pada jendela kiri.
. . .
Bermenit-menit kemudian, akhirnya perjalanan dari kampus Jelita menuju rumah sudah selesai. Mereka sampai, dengan Jelita yang langsung membuka pintu mobil untuk keluar, namun tangannya tertahan. Ditahan oleh pria yang berada di sebelah kanan. Ia pun refleks menolehkan kepala.
Ah, sial. Pria itu tersenyum begitu manis. Jelita jadi sulit untuk mengatur emosi yang masih sebal karena Nevan tidak mau berkaraoke dengannya malam ini.
"Mas ikut masuk ke rumah Jeje, boleh? Mau minta minum," kata si lelaki. Tangannya masih memegang tulang hasta Jelita.
Iras Jelita sinis tapi tetap cantik. "Emang gak punya minum di rumah?" tanyanya jutek.
"Punya. Tapi maunya minum air putih dari kulkasnya Jeje," jawab Nevan begitu saja.
Sekali lagi, Jelita kesulitan.
"Ya udah." Gadis itu merendahkan suara dengan mode masih cuek.
Nevan tersenyum, menatap gadisnya yang sudah turun duluan dari mobil. Ia pun mengikuti. Mematikan mesin mobil, lalu mengekori masuk ke area rumah si gadis.
Sampai di depan pintu rumah, Nevan setia berdiri di belakang Jelita yang tengah sibuk memasukkan kunci pintu rumahnya.
"Ngapain sih Mas Nevan di belakangnya Jeje?" tanya Jelita bete, tapi terdengar lucu bagi kekasihnya.
"Ya kalau di depan, ntar Jeje gak bisa buka kunci pintu, dong. Nih, kayak gini." Nevan berpindah, berdiri di depan Jelita, menghalangi pintu. Lantas, gadis itu memukul bahu pacarnya dengan sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVING, CHEATING ✔️
FanfictionSelingkuh tidak pernah benar. Namun, setiap perselingkuhan punya alasan, baik alasan masuk akal maupun amat sepele. Seperti seorang pria berusia 30 tahun bernama Nevan yang akhirnya tergoda pada pesona gadis 20 tahun, Jelita, akibat begitu banyak ke...