24. Hasrat Terbendung

13.6K 501 187
                                    

3 bulan kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3 bulan kemudian..

Proses perceraian Nevan dan Frizka akhirnya selesai. Akta cerai sudah di tangan. Proses cepat karena keduanya sudah keukeuh berpisah. Tahap mediasi dianggap formalitas dan angin lalu saja. Pembagian harta gono-gini juga tidak banyak ributnya sebab mereka hanya ingin cepat-cepat berpisah. Alasan dipaksa menikah, tidak saling mencintai, hingga membuat mereka sama-sama tidak setia lebih kuat dari segala mediasi yang pihak pengadilan upayakan.

Setelah sah bercerai secara agama karena ungkapan talak tiga beberapa bulan silam, tepatnya kemarin, Nevan dan Frizka juga telah sah bercerai di mata negara. Bisa menghirup udara bebas. Bebas menjalin cinta dengan orang lainnya.

Sudah setengah tahun hubungan terjalin, Nevan dan Jelita masih seperti di awal hari. Yang laki-laki perhatian sekali, yang perempuan manja sekali. Namun dengan intensitas pertemuan yang sangat sering yaitu setiap hari, kadang membuat Nevan merasa terbebani. Terbebani apa? Terbebani dengan kebebasan yang dinikmati.

Jarak rumah yang dekat, sama-sama di rumah sendirian. Lalu asmara yang membara. Kadang sulit bagi Nevan mempertahankan hubungannya dengan Jelita. Bukan. Bukannya mau putus, malah Nevan ingin meng-upgrade hubungannya supaya tidak selalu kesusahan dan dibayang-bayangi dosa.

"Sayang." Si laki-laki akhirnya memanggil, setelah tenggelam dalam pikirannya sendiri. Mereka berdua ada di kamar si gadis.

Nevan hanya diam di atas ranjang Jelita sedari tadi, sibuk dengan TV Jelita menonton action film. Sebab pacarnya tengah sibuk berkutat dengan tugas yang harus diserahkan di hari Senin.

"Ya?" Jelita menoleh sekilas. Ia fokus pada laptop di atas bantal.

"Masih lama?"

"Enggak. Dikit lagi, cuman dikiiit lagi, abis itu Jeje ngobrol sama Mas Nevan," ujar Jelita.

Nevan menatap punggung yang tertutup rambut panjang di depannya, kemudian tersenyum tipis sebagai hasilnya.

"Lama juga gak apa-apa. Soalnya Mas pengen pulang kalau udah jam 9, takut ketiduran. Abis nonton film mata agak perih, ngantuk," jelas Nevan.

"Bobok sini aja," kata Jelita tiada beban.

Nah, inilah. GODAAN. Jelita yang selalu berlaku seperti ini yang membuat Nevan sebagai pria dewasa berhawanafsu merasa kesulitan selama berpacaran dengan gadis yang beberapa bulan lagi genap 21 tahun tersebut.

Nevan berdeham, lalu menegakkan tubuh untuk duduk di atas ranjang, di samping Jelita.

"Je."

"Ya?"

Nevan diam saja, lalu meletakkan dagunya di atas bahu Jelita. Menatap ke arah laptop si gadis yang penuh dengan tulisan-tulisan.

"Bentar lagi, ya, Mas Sayang..."

"Enggak apa-apa, Mas cuma mau liat aja," sahut Nevan pelan. Suaranya serak-serak seksi di telinga Jelita, padahal Nevan tidak menyengajakannya.

Lalu jemari Jelita yang tengah sibuk mengetik pun berhenti. Nevan menyadari, sebab melihat ketikan pada layar laptop juga berhenti. Nevan menggerakkan kepalanya ke kanan, menatap wajah Jelita. Ingin bertanya mengapa ia berhenti tiba-tiba.

LOVING, CHEATING ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang